MEDAN (Waspada): Pembelajaran menggunakan Kurikulum Merdeka di Madrasah Tsanawiyah(MTs) Hifzhil Qur’an Medan Yayasan Islamic Centre Sumatera Utara, menjadikan siswa/i lebih giat belajar.
Namun, pihak yayasan melalui Lembaga yang menangani Pendidikan yaitu Ma’had YIC SU tetap membuat target kepada siswa/i agar tetap menghafal ayat Al-quran setidaknya 15 Juz selama 3 tahun dan ini keunggulan dan ciri khas Yayasan Islamic Centre Sumatera Utara.
Hal itu disampaikan Kepala MTs Hifzhil Quran YIC-SU, Quwahid S.E, M.Si didampingi Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Rahmawati Pulungan SPd, Selasa(31/10).
Menurut Quwahid, keputusan untuk melaksanakan Kurikulum Merdeka tahun ini sudah disepakati bersama pihak yayasan, kepala sekolah dan Tim Kurikulum MTs Hifzhil Qur’an Medan. Selanjutnya guru yang jumlahnya 36 orang sudah mengikuti pelatihan Kurikulum Merdeka dan memiliki sertifikat pelatihan, agar dalam penerapan pembelajaran tidak ada kesulitan dan siswa/i menerima pembelajaran dengan senang hati.
Dimana, dalam penerapan Kurikulum Merdeka ini, pengembangan karakter melalui profil pelajar pancasila sesuai kebutuhan peserta didik dengan menggunakan pembelajaran berbasis projek, memberikan kesempatan kepada siswa/i lebih percaya diri, melalui pengembangan kerjasama, bagaimana toleransi sesama dalam mewujudkan pelajar profil pancasila. menggunakan basis projek untuk menguatkan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Projek ini dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah dan disesuai dengan kearifan lokal.
“Namun penerapan Kurikulum Merdeka ini belum semua kelas, tapi masih siswa di kelas 7. Kelas 8 dan 9 masih menggunakan Kurikulum 2013,”ujarnya.
Hal lain disebutkan, dalam Kurikulum Merdeka ada konsep pembelajaran tematik ( kolaborasi). Yakni kolaborasi sebagai kompetensi, kolaborasi sebagai aksi atau implementasi, dan kolaborasi sebagai model pembelajaran.
Dijelaskan, satu mata pelajaran bisa dikolaborasi dengan mata pelajaran lain.
“Kami sudah menerapkan pembelajaran Kurikulum Merdeka dengan konsep kolaborasi. Dimana setiap mata pelajaran bisa sejalan dengan mata pelajaran lain. Misalkan pelajaran IPA dengan tema gaya hidup berkelanjutan berkolaborasi dengan pelajaran SBK, PKN, akidah akhlak dan IPS.
Sebelum kegiatan dilaksanakan, madrasah sudah membudayakan agar siswa terbiasa memisahkan sampah organik dan anorganik sebelum membuangnya ke tempat sampah.
Hal ini merupakan pembiasaan perbuatan baik yang merupakan penerapan dari pelajaran PKn dan Akidah Akhlak. Kumpulan sampah organik akan dibuat menjadi pupuk kompos yang merupakan projek pada pelajaran IPA.
Sedangkan sampah anorganik akan dibuat menjadi kerajinan tangan seperti tempat tisu, keranjang sampah, bunga dan lain-lain. Hasil dari karya siswa berupa kerajinan tangan bisa dijual ke masyarakat karena bernilai ekonomis. Dalam hal ini guru SBK berkolaborasi dengan guru IPS dalam aspek ekonomi/kewira usahaan,”ungkap Rahmawati Pulungan.(m22)
Waspada/ist
Kegiatan siswa dalam program
Projek Pencapaian Profil Pelajar Pancasila dalam Kurikulum Merdeka.











