Medan (Waspada): Miris, banyak rumah sakit di Sumatera Utara (Sumut) terpaksa turup karena berbagai hal. Terutama akibat masalah pengelolaan internal atau mismanajemen.
Seperti yang diungkapkan Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Sumut, Dr. dr Beni Satria M.Kes SH. MH pada Senin (13/1) mengungkapkan bahwa ketidakefisienan manajemen menjadi penyebab utama yang mengancam keberlangsungan operasional rumah sakit.
Ia membeberkan berdasarkan data yang dimilikinya, beberapa rumah sakit yang telah berhenti beroperasi, antara lain: RS Avicena Aek Kanopan, RS Ananda Putri, RS Sari Mutiara, RS Permata Bunda, RS Methodist (sementara), RS Morawa Utama.
Selain itu, RS Rahmat Hidayah Tanjung Morawa kemungkinan besar akan menyusul menutup operasionalnya, meskipun statusnya saat ini masih belum pasti.
Penyebab Penutupan
Beni menjelaskan, faktor utama penutupan adalah lemahnya tata kelola, kurangnya transparansi keuangan, dan kegagalan mempertahankan kualitas pelayanan. “Rumah sakit harus dipimpin oleh tim profesional dengan latar belakang kesehatan dan manajemen untuk mencegah kasus serupa di masa depan,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa pelatihan manajerial secara berkala, pengelolaan keuangan yang transparan, serta audit keuangan secara rutin sangat penting untuk memastikan keberlanjutan operasional.
“Selain itu, rumah sakit perlu mencari sumber pendapatan tambahan, seperti bekerja sama dengan perusahaan asuransi atau mengembangkan layanan premium untuk tetap kompetitif,” tegasnya.
Sementara itu, selain data yang diperoleh dari Ketua ARSSI Sumut, ternyata di Kota Medan juga terdapat sejumlah rumah sakit tidak lagi beroperasional. Seperti ungkapan Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan dr. Surya Syahputra Pulungan.
“Ada beberapa rumah sakit yang tutup di Kota Medan sepanjang tahun 2023-2024. Penyebabnya banyak hal,” ujarnya.
Daftar rumah sakit di Medan yang tidak lagi beroperasional, RSU Fajar, RSJ Mahoni, RSU Siti Hajar, RSU Ridos, RSU Ibnu Saleh (turun status menjadi klinik), RSU Sehat, RSU Bhakti, RSU Permata Bunda.
Surya memaparkan, penyebab tutupnya RSU Fajar karena tidak memenuhi persyaratan perpanjangan izin, RSJ Mahoni memerlukan pembenahan yayasan, RSU Siti Hajar kareqn tidak lagi bekerja sama dengan BPJS, RSU Ridos dan RSU Ibnu Saleh karena turun status menjadi klinik karena tidak memenuhi standar rumah sakit. Dilanjutkan RSU Sehat tidak beroperasional karena tidak memenuhi persyaratan izin operasional, RSU Bhakti karena adanya pembenahan yayasan, RSU Permata Bunda karena pendapatan menurun drastis sejak pandemi COVID-19.
Sementara itu, sebelumnya Beni mengatakan adapun langkah untuk mencegah penutupan rumah sakit lainnya:
- Optimalisasi Pelayanan Kesehatan: Fokus pada standar akreditasi nasional dan internasional serta penerapan teknologi seperti rekam medis elektronik.
- Manajemen Operasional yang Efisien: Pemeliharaan fasilitas, optimalisasi jadwal, inventori, dan logistik menggunakan teknologi.
- Strategi Pemasaran: Membangun citra positif melalui media sosial dan kerja sama dengan pemerintah serta BPJS.
- Pengelolaan Risiko: Mengantisipasi kekurangan tenaga medis dan perubahan regulasi.
- Inovasi Layanan: Mengembangkan layanan telemedicine dan homecare sesuai tren kesehatan global.
- Keterlibatan Internal: Meningkatkan komunikasi internal antar-manajemen, dokter, dan staf untuk menciptakan lingkungan kerja yang kondusif.
Menurut Benni, keberhasilan rumah sakit di masa depan bergantung pada kemampuan adaptasi terhadap dinamika industri kesehatan yang terus berubah.
“Pengelolaan yang profesional dan inovatif adalah kunci untuk memastikan rumah sakit tetap kompetitif dan berkelanjutan di tengah persaingan yang semakin ketat,” pungkasnya.(cbud)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.