MEDAN (Waspada): Program Culinary Journey yang telah dimulai di Jayapura pada 19 -24 Juni kemarin kini tiba di kota ke-2, Medan. Kali ini dua chef asal Qatar dan chef ternama Indonesia keluaran MasterChef Indonesia akan mendalami serta dimanjakan dengan keunikan kuliner khas hasil peleburan berbagai budaya seperti Melayu, Tiongkok, India, Aceh, Minang, Jawa serta tradisional Batak pada 24 – 27 Juni 2023.
Hassan Abdullah Alibrahim “The Captain Chef” dari Qatar yang telah menjelajahi masakan restoran dan kaki lima di 175 kota di dunia, beserta Noof Al Marri, Chef ternama Qatar dengan spesialisasi masakan lokal Timur Tengah serta Arsyan Dwianto, Chef yang dikenal sebagai salah satu dari Top 3 MasterChef Indonesia Musim ke-9 memulai rangkaian Culinary Journey Minggu (25/6) di Pajak Petisah.
Kemudian malamnya mencicipi makanan tradisional Medan yang legendaris seperti Putu Bambu Sudi Mampir dan Kwetiau Akuang. Serta Senin (26/6) kunjungan ke SMKN 14 Medan, Chef Noof dibantu oleh Chef Arsyan melakukan cooking demo Sago Qatar, puding tapioka tradisional Qatar yang dibumbui dengan kapulaga hijau, kunyit, dan air mawar.
“Yang saya suka dari Medan ini, Putu Bambu, amaizing,” ujar Noof Almarri dengan Bahasa Inggris yang fasih diterjemahkan oleh Arsyan dan didampingi Santhi Serad, Koordinator Program untuk
Iftar dan Culinary Journey yang juga Ketua ACMI, usai menggelar workshop Qatari Food dan Food Tasting di SMKN 14 Medan.
Selain itu, Noof Almarri mengakui sangat menyukai makanan yang dijual di pinggir jalan di Kota Medan. Sebab, di negaranya tidak bakal ditemukan pedagang yang berdagang sangat meriah di pinggir jalan seperti di Kota Medan.
Diakuinya, Qatar dan Medan juga memiliki kesamaan, yakni sambal yang menggunakan bahan cabai merah atau cabai hijau. “Di Qatar memiliki cabai merah, hanya saja pedasnya yang berbeda,” timpal Santhi. Di Qatar juga memiliki ikan asin dan ikan teri seperti yang ada di Kota Medan.
Sementara, dalam workshop yang disambut antusias oleh para guru, siswa maupun staf SMKN 14 Medan, Chef Noof Almarri dibantu Chef Arsyan menggelar cooking demo Sago Qatar, yakni, puding tapioka tradisional Qatar yang dibumbui dengan kapulaga hijau, kunyit, dan air mawar dan sering ditambahkan dengan kenari atau kacang lainnya.
“Kemarin, seharian penuh saya sudah dimanjakan dengan bermacam makanan dari berbagai latar budaya berbeda yang menjadikan Kota Medan ini amat berkesan dan memberikan inspirasi bagi saya. Semoga makanan tradisional Qatar yang baru saya masak di hadapan para calon chef yang amat antusias akan kedatangan kami ini dapat menginspirasi mereka ke depannya,” ucap Chef Noof ditujukan pada para siswa yang disambut tepukan tangan yang meriah.
“Medan memberikan warna berbeda dari perjalanan Culinary Journey kami sebelumnya di Papua. Saya senang melihat asimilasi makanan yang semarak dari berbagai negara dan unsur di kota ini. Kota Medan menjanjikan kuliner yang kaya dan beragam, memberikan ketertarikan tersendiri bagi saya untuk lebih mengenal budayanya, sejalan dengan esensi Qatar-Indonesia 2023 Year of Culture yaitu memperdalam pemahaman antara dua negara melalui budaya dan berbagai elemennya,” tambahnya. (h01)
Teks
Noof Al Marri, Chef ternama Qatar saat workshop Qatari Food dan Food Tasting di SMKN 14 Medan, Senin (26/6). Waspada/Yuni Naibaho