Scroll Untuk Membaca

Medan

Masih Butuh Perhatian Besar, Posyandu Wujudkan Kesehatan Ibu dan Anak

Masih Butuh Perhatian Besar, Posyandu Wujudkan Kesehatan Ibu dan Anak
Chairawati (jilban coklat) bersama para kader posyandu lainnya saat melayani para ibu dan balita nya di Jln. Kelambjr V Gg. Keluarga Tg Gusta Kec. Medan Helvetia, Selasa (24/9). Waspada/Yuni Naibaho

MEDAN (Waspada) – Ditengah gerimis panjang, Selasa pagi itu, terlihat para ibu dengan menggendong anaknya berjalan memakai payung, mendatangi Posyandu Mawar 1 di Jalan Kelambir V Gg Keluarga, Lingkungan 1 Kelurahan Tanjung Gusta Kecamatan Medan Helvetia. Jadwal Posyandu pada Selasa minggu ketiga setiap bulannya di lingkungan tersebut, selalu ramai didatangi hingga 40 anak Balita dan Batita dari 100 anak yang terdaftar, untuk mendapatkan pelayanan kesehatan gratis.

Kedatangan para ibu membawa anak nya ini selalu ditunggu para kader Posyandu Mawar 1 Kelurahan Tanjung Gusta. Bahkan sebelum jadwal Posyandu, mereka terus mengingatkan pada warga yang memiliki balita dan batita baik didalam grup masyarakat lingkungan 1 dan secara langsung yang sengaja mereka kunjungi.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Masih Butuh Perhatian Besar, Posyandu Wujudkan Kesehatan Ibu dan Anak

IKLAN

“Rata-rata yang datang ke Posyandu lingkungan ini memiliki ekonomi menengah ke bawah. Jadi kami harus terus mengingati mereka untuk membawa anaknya Posyandu untuk mengontrol gizi dan kelengkapan imunisasinya,” ujar kader senior Posyandu Mawar 1, Chairawati, kepada Waspada, Selasa (24/9).

Kader yang terdiri dari lima orang ini memiliki tugas masing-masing, meliputi lima meja yakni pendaftaran, penimbangan dan pengukuran, pencatatan data, penyuluhan dan pelayanan gizi serta pelayanan kesehatan. Meski memang hanya memiliki satu meja besar, tugas-tugas tersebut mereka lakukan dengan baik. Anak-anak didaftarkan orangtua nya dengan membawa Kartu Menuju Sehat (KMS) yakni catatan perkembangan gizi dan berat balita, kemudian penimbangan dan pengukuran kepala serta memberi pelayanan kesehatan dan imunisasi sesuai jadwalnya yang ditangani dokter atau bidan.

Dari pencatatan balita di Posyandu itu, dikatakan Chairawati yang lebih akrab disapa Mak Upik bersama kader Posyandu Mawar 1 yang diketuai Mariana, Sekretaris Ika Syafrida, Bendahara, Zaida Warni dan anggota Nani Yance tersebut, akan terlihat perkembangan gizi balita dari berat badannya. Kalau untuk imunisasi diberikan sesuai jadwal ada imunisasi  BCG mencegah tuberkulosis, imunisasi Hepatitis B mencegah infeksi virus hepatitis B, imunisasi Polio mencegah polio, imunisasi DPT mencegah difteri, pertusis (batuk rejan), dan tetanus serta imunisasi Campak mencegah campak.

“Alhamdulillah di lingkungan kami ini tidak ada ditemukan kasus stunting,” ucap mantan Kepala Lingkungan 1 Kel Tanjung Gusta ini.

Menurut Mak Upik yang telah berusia 74 tahun ini, meski pelayanan kesehatan di Posyandu itu gratis, para kader terus mengingatkan dan mengajak para orangtua untuk datang ke Posyandu. Karena biasanya para ibu enggan membawa anaknya kalau imunisasi sudah lengkap. Padahal pemantauan gizi dan berat badan anak itu sangat penting dilakukan pemeriksaan, sehingga gizi anak dapat terus tercukupi.

“Saya sering cerewet mengingatkan ibu-ibu yang memiliki balita dan batita untuk membawa anaknya Posyandu. Jadi kalau ada yang kekurangan gizi, ada dokter atau bidan untuk konsultasi dan berobat,” katanya.

Kehadiran Posyandu di lingkungan sangat penting untuk masyarakat perekonomian menengah ke bawah. Karena selain pemeriksaan balita dan imunisasinya diberikan gratis, mereka juga bisa konsultasi gizi kepada dokter atau bidan. Selain itu terkadang Posyandu Mawar 1 memberi Makanan tambahan balita (PMT) seperti bubur kacang hijau, telur rebus dan roti. “Tapi sekarang itu jarang sekali, karena tidak ada lagi bantuan dari kelurahan. Kalau ada rezeki kami, ya para kader yang membelinya sendiri. Padahal kalau ada PMT itu biasanya ramai balita nya yang datang,” akunya.

Menjadi kader Posyandu sendiri sudah dilakukannya sejak tahun 1980an. Mengikuti pelatihan dan mendapatkan sertifikat. Sempat berhenti saat jadi Kepling, tapi tetap mengajak warganya yang memiliki Balita/batita untuk datang ke Posyandu.
“Senang aja melihat anak-anak mereka itu sehat. Kemarin sempat ada anak yang dibawah garis merah, tapi syukurlah sekarang sudah sehat,” kata nenek satu orang cucu ini.

Masih Butuh Perhatian Besar, Posyandu Wujudkan Kesehatan Ibu dan Anak

Diceritakannya, awal menjadi kader Posyandu itu karena aktif dikegiatan kelurahan sebagai ibu Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Bahkan ia bersama rekannya sesama kader posyadu ditahun 1990an pernah “dipinjam” untuk pelaksanaan Posyandu di Lembaga Permasyarakatan (LP) Tanjung Gusta bagi anak-anak Napi dan petugas LP. Meski mendapatkan honor sekitar Rp 50.000 sebulan, tapi menjadi kebanggaan buatnya karena balita yang diimunisasi saat Posyandu itu banyak dengan dilengkapi bidan dan dokter Puskesmas.

“Kalau dulu Posyandu di lingkungan tidak ada honornya, perlangkapannya juga tidak lengkap. Hanya ada timbangan gantung dan buku laporan perkembangan bayi beli sendiri. Sekarang sudah ada kursi, 1 meja, timbangan balita dengan pengukur tinggi badan dan tetap ada bidan dan dokter. Honor kader Rp 180 ribu pertiga bulan,” akunya.

Selain Posyandu untuk balita dan batita, ada juga Posyandu Lanjut Usia (Lansia) yang dilaksanakan sebulan sekali dengan fasilitas bidan dan dokter. Kader nya hanya tiga orang dan diketuai oleh Mak Upik. “Lansia yang terdaftar itu ada 80 orang, dan yang datang ke Posyandu sekitar 30 orang. Lansia yang datang itu biasanya untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan seperti kadar gula, hipertensi, kolestrol dan gejala penyakit ringan lainnya. Kalau sekarang sudah banyak yang datang, itu juga karena dibujuk dan diingatkan. Akhirnya mereka jadi rajin datang ke Posyandu daripada harus antri di Puskesmas. DI Posyandu ini juga mereka bisa saling bersilaturahmi sesama tetangga dan lansia lainnya,” imbuh Mak Upik menambahkan kader juga ada memberikan senam lansia seminggu sekali di kantor lurah.

Posyandu memang menjadi sangat penting karena wadah pelayanan kesehatan yang terbuka untuk semua lapisan masyarakat, termasuk masyarakat menengah ke bawah.  Namun melihat fasilitas yang ada pada Posyandu sebagai garda depan dalam pendataan dan pelayanan kesehatan di tingkat kelurahan belum mendapatkan perhatian yang optimal, khususnya sarana, prasarana, kesiapan tenaga kesehatan yakni dokter dan bidan yang sering tidak datang atau terlambat hadir, PMT yang sering tidak ada dengan alasan tidak dianggarkan kelurahan atau dinas kesehatan serta honor untuk para kader. (yuni naibaho)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE