Maksimalkan Wisata Medis, Pemko Medan Dan Pemprovsu Perlu Berkolaborasi

  • Bagikan
Maksimalkan Wisata Medis, Pemko Medan Dan Pemprovsu Perlu Berkolaborasi

MEDAN (Waspada): Guna memaksimalkan program Medan Medical Tourism Board (MMTB), Pemerintah Kota Medan dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Sumut) perlu berkolaborasi. Hal ini dikatakan Ketua MMTB, Destanul Aulia kepada.Waspada, Selasa (28/5)

“Saat ini Pemko kan sudah, dan kita harap pemprov juga. Kalau Kota Medan kan memang sudah hub, tapi minim keunggulan wisata Medannya, sedangkan di Sumut, provinsi kan lebih banyak wisata. Makanya kita harap provinsi bisa berharap melakukan itu,” tegas Destanul Aulia.

Pada kesempatan itu ia juga menjelaskan program wisata medis di Kota Medan sampai saat ini sudah 2 tahun berjalan di 7 rumah sakit (RS) dan bahkan sudah mendapatkan SK dari Kementrian Kesehatan (Kemenkes).

Dan baru-baru ini sebagai bentuk keseriusan, 7 RS di Sumut sudah dikirim ke Jakarta untuk workshop sehingga diharapkannya harus ada peran aktif RS tersebut.

“Harus ada upaya yang aktif dan responsif dari pelakunya. Jadi, yang dianggap pelaku yakni 7 RS yang sudah diberikan SK dari Kemenkes. Dan Kemenkes sudah melakukan workshop bagi pelaku wisata medis termasuk 7 RS di Sumut.

Pada workshop itu diberikan gambaran-gambaran untuk setiap RS memasarkan keungulannya. Kemudian RS didorong membangun wisata kebugaran atau wellness tourism.

Karena ada dua opsi, pertama, medical tourism itu lebih berperan kunjungan mengurangi orang Indonesia berobat ke luar negeri. Namun untuk wellness tourism katanya akan dicoba untuk wisatawan mempertahankan kesehatannya dengan memberdayakan wisata Indonesia.

“RS sudah coba membuat keunggulan di weellness tourism. Beberapa di antaranya RS Murni Teguh, RS Royal Prima, dan RS Colombia,” ucapnya.

Jadi, jelasnya, orang-orang datang ke rumah sakit bukan tentang kesehatan tapi untuk kebugaran, kecantikan, status kesehatan dan lainnya. “Sehingga ketika sudah tau masalah kesehatan lebih awal pasien bisa ditangani secara promotif maupun preventif. Jadi kalau sudah check up awal, maka bisa menekan tekanan darah misalnya mengatur makanan dan dia bisa disarankan ikut program-program kebugaran misalnya,” paparnya.

Terkait RS yang mengaku belom menjalankan program MMTB secara maksimal itu menurutnya, RS-RS itu hanya belum berani mengungkapkan bahwa pasien adalah pasien wisata medis. Dimisalkannya, orang Australia orang Jepang yang mau ke Bukit Lawang atau lain, sebelum ke sana mereka sudah minta divaksin dulu. Dan itu termasuk wisata medis. Lalu, lanjutnya, seperti RS Colombia Asia juga banyak ekspatriat.

“Cuma dari luar ke dalam yang itu yang gak ada. Tapi kalau dari luar khusus untuk berobat ke Indonesia, memang tidak ada,” paparnya.

Untuk itu, sebutnya, 7 RS tadi dipanggil ke Jakarta untuk workshop sehingga mereka bisa memahami. “Kita harus optimis untuk RS kita. Karena RS sudah sangat nyaman sekali terutama tentang BPJS sehingga mereka bisa memberikan pelayanan lain sehingga pelayanan kebutuhan masyarakat semakin meningkat. (Cbud)

Ilustrasi


Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *