LIMBAH pertanian merupakan bahan yang dibuang dari sektor pertanian yang sebetulnya masih dapat dimanfaatkan.
Pemanfaatan limbah sisa-sisa kegiatan pertanian tersebut dapat meningkatkan nilai ekonomi dan lingkungan.
Hal itu diungkapkan Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Medan (LPPM UNIMED) Putri Sari M.J. Silaban, SE, M.Si usai Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Medan (PKM UNIMED) dari LPPM UNIMED melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan mitra kepala desa, perangkat desa dan masyarakat sekitar Desa Kapias Batu VIII.
Dimana Desa Kapias Batu VIII terletak di Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara yang terkenal akan hasil alamnya yaitu perkebunan kepala sawit masih menganggap tempurung kelapa masih menjadi limbah.
“Banyak limbah pertanian dari hasil kegiatan pertanian yang tidak termanfaatkan menjadi peluang besar dalam pemanfaatan limbah pertanian untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan,” ujarnya.
Oleh karena itu, lanjut Dosen Program Studi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Putri Sari M.J. Silaban kajian ini dilakukan untuk menentukan strategi pemanfaatan limbah pertanian.
Yaitu tempurung kelapa yang saat ini masih dianggap sebagai limbah ternyata memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan dan dikelola secara efektif serta berkelanjutan melalui proses pengolahan menjadi arang briket, hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan maupun pengetahuan yang diperoleh masyarakat Desa Kapias Batu VIII dalam pemanfaatan limbah tempurung kelapa.
Tujuan kegiatan ini adalah memberikan pemahaman dalam pemanfaatan limbah tempurung kelapa sebagai energi alternatif khususnya arang briket dalam hal ini masyarakat Desa Kapias Batu VIII dalam kehidupan sehari-hari.
Hasil akhirnya diharapkan masyarakat dapat mengurangi pencemaran lingkungan, karena arang briket dapat dihasilkan melalui biomassa dari limbah hasil pertanian.
Kegiatan Pengabdiaan Kepada Masyarakat ini dimulai dari kata sambutan pertama oleh Putry Sari M.J. Silaban, S.E., M.Si yang merupakan ketua tim pengabdian mengenai ”Pelatihan Dan Pendampingan Ekonomi Kreatif Dan Digital Marketing Penggunaan Tempurung Kelapa Menjadi Arang Briket Di Desa Kapias Batu VIII”, kata sambutan kedua dilanjutkan oleh Ponijan perwakilan dari mitra usaha arang briket.
Kegiatan selanjutnya penyerahan barang dan alat seperti mesin arang briket, mesin vacuum sealer dan packaging yang di desain ramah lingkungan, sekaligus memastikan alat yang diserahkan ke mitra berfungsi secara baik, dan acara ini ditutup dengan foto bersama. Kegiatan ini juga dibantu oleh para mahasiswa Universitas Negeri Medan yang ikut berkontribusi membantu tim pengabdian dan mengoperasikan alat yang akan diserahkan kepada mitra.
Di sela itu Dosen Program Studi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Putri Sari M.J. Silaban mengungkapkan bahwa pembangunan ekonomi suatu wilayah saat ini tidak hanya ditujukan untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi saja, melainkan harus mempertimbangkan sisi keberlanjutan lingkungan selaras dengan konsep ekonomi hijau.
“Dimana ekonomi hijau adalah perekonomian yang mampu meningkatkan kesejahteraan manusia dan kesetaraan sosial, sekaligus mengurangi risiko lingkungan dan kelangkaan ekologi secara signifikan,” jelasnya.
Limbah pertanian juga, lanjutnya, memiliki kontribusi kerusakan lingkungan jika tidak dilakukan manajemen pengelolaan limbah yang baik. Untuk itu kita terjun selain itu untuk memberikan peluang usaha juga menjaga lingkungan. (m13)