MEDAN (Waspada): Logo Danone, perusahaan asal Perancis, kini tak terlihat lagi di kemasan air minum dalam kemasan (AMDK) Aqua. Sebagai gantinya, hanya ada stiker berlogo teks Aqua dengan latar pegunungan.
Pengajar Ilmu Komunikasi di Universitas Pembangunan Jaya, Algooth Putranto mengatakan, masalah terbesar sejumlah brand perusahaan multinasional yang tengah didera gelombang boikot, adalah tidak terbuka soal adanya hubungan induk mereka di luar negeri seperti Israel.
“Berbagai pernyataan dan bahkan penyangkalan dari sejumlah brand asing, sejauh ini nampaknya tak berbekas,” kata Algooth, Selasa (30/7)
Menurut dia, konsumen sekarang sudah pintar, bisa mencari sendiri informasi yang tersedia secara ekstensif di internet. Karenanya, perusahaan semestinya berani berterus terang jika memang ada keterkaitan relasi induk mereka dengan Israel.
“Kejujuran seperti itulah yang ingin didengar konsumen. Bukan dengan strategi menutup- nutupi sesuatu atau strategi licik melalui perubahan logo yang tidak disadari konsumen atau juga dengan statement dukungan asal- asalan, padahal jelas secara global mereka mendukung Israel,” katanya.
Perubahan ini, lanjutnya, disinyalir sebagai upaya Danone Aqua untuk berkelit dari boikot dan kencangnya tudingan sebagai perusahaan asing yang produknya terafiliasi dengan Israel.
Sementara, Direktur Eksekutif Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI)I Ahmad Himawan, mengatakan, YKMI telah mengidentifikasi sepuluh produk pro genosida dengan sejumlah kriteria.
“Salah satu yang menjadi acuan adalah data dari situs Boycott.Thewitness dan Bdnaash,” kata Ahmad Himawan, dalam keterangannya, beberapa waktu lalu.
Hasil temuan YKMI melalui aplikasi, tak pelak memasukkan Danone ke dalam satu dari 10 perusahaan terafiliasi Israel yang produknya wajib diboikot.
“Sepuluh produk tersebut, yakni Starbucks, Danone, Nestle, Zara, Kraft Heinz, Unilever, Coca Cola Group, McDonalds, Burger King, dan kurma Israel harus dihindari atau wajib diboikot,” katanya.
Data temuan YKMI ini memang sulit dibantah, bahkan koran-koran Israel seperti Jerusalem Post dan the Times of Israel secara terbuka pernah memberitakan investasi Danone di Israel.
Dalam kesempatan berbeda, Ketua BDS Indonesia, Muhammad Syauqi Hafiz saat tampil sebagai salah satupembicara dalam webinar yang digagas Aqsa Working Group (AWG) mengatakan, gencarnya pembicaraan soal boikot produk terafiliasi Israel adalah keberhasilantersendiri.
“Penerimaan gerakan boikot pro Israel di tengah masyarakat merata dan meluas, dan Israel jelas tersakiti karena itu,” tegas Syauqi. (m15)
Waspada/ist
Direktur Eksekutif YKMI Ahmad Himawan