Scroll Untuk Membaca

Medan

LAZNAS DPF-Kemenag LabuhanbatuKerjasama Program Pemberdayaan Umat

Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada): LAZNAS DPF bersama Kantor Kementerian Agama Labuhanbatu melakukan penandatanganan kesepakatan bersama untuk memperkuat Program Pemberdayaan Umat di Kabupaten Labuhanbatu dilaksanakan di Aula Mapenda Asrama Haji Rantauprapat pada Rabu (18/10).

Penandatanganan kesepakatan bersama ini dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, pembacaan doa dihadiri penyuluh agama dan Kepala KUA di sembilan Kecamatan di Labuhanbatu, untuk memperkuat peran ISF di Labuhanbatu.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

LAZNAS DPF-Kemenag LabuhanbatuKerjasama Program Pemberdayaan Umat

IKLAN

Dalam sambutannya Kepala Kantor Kementerian Agama Labuhanbatu Dr. H. Asbin Pasaribu, S.Ag., M.A berharap ke depan integritas pengelolaan Zakat dan Wakaf di lingkungan Kementerian Agama Labuhanbatu bisa menjadi prioritas. Hal ini dilakukan agar Amil-Amil Kemenag Labuhanbatu mendapatkan kepercayaan dari masyarakat yang ada.

“Kepada LAZNAS DPF, kami berharap juga bisa mendapatkan “coaching” yang intensif. Terutama untuk para penyuluh agama yang ke depannya mereka kami harapkan mampu menjadi amil-amil yang profesional” ucap Kakan Kemenag Labuhanbatu.

Dalam sambutannya, Debby FL Pane selaku Ketua Dewan Pembina LAZNAS DPF menyampaikan bahwa bagi DPF Labuhanbatu adalah rumah utamanya. Di sini Alm Djalaluddin Pane melakukan pengabdian panjang sebagai guru hingga menjadi Bupati. “Bagaimana pengabdian beliau di sini, itu yang menginspirasi mendirikan lembaga ini, ” ujarnya.

“Djalaluddin Pane punya keinginan yang besar atas sekolah-sekolah di Desa. Makanya lembaga ini adalah wujud nyata dari wasiatnya, agar segala rezeki yang Allah titipkan kepadanya dan keturunannya sebagian harus disalurkan untuk pendidikan,” ucap Debby.

Selain penandatanganan MoU, di kegiatan ini yang tidak kalah penting adalah penyampaian materi oleh KH Wahfiudin Sakam terkait bagaimana peran Islamic Social Finance dalam pemberdayaan umat.

Dalam paparannya, KH Wahfiudin menyampaikan bahwa gap antara potensi zakat dengan yang terhimpun masih sangat besar. Artinya, kepercayaan publik masih rendah. Pekerjaan rumah terbesar kita saat ini adalah meliterasi. Bapak Ibu penyuluh agama kami harapkan untuk bisa aktif memberikan pengertian dan pemahaman betapa hebatnya ibadah dari rukun islam ketiga ini.

“Dunia yang serba tidak pasti ini, dan sistem ekonomi yang rentan runtuh membuat perlu upaya alternatif untuk dilakukan. Skema Islamic Social Finance dalam beberapa praktek yang kita lihat bagaimana Wakafnya Sayyidina Utsman dan beberapa wakaf lain yang mampu membangun umat jadi jauh lebih berdaya,” ucap Kh Wahfi.

Penandatangan MoU dan kegiatan ini selanjutnya akan ditindaklanjuti seluruh Kantor Urusan Agama se Kabupaten Labuhanbatu. Dimana LAZNAS DPF bersama masing- masing KUA akan menyusun program bersama untuk membangun pemberdayaan umat. (m12)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE