MEDAN (Waspada): Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid (foto) mengkritik keras terkait oknum Paspampres Praka RM, yang diduga menganiaya pemuda asal Bireuen, Aceh, hingga tewas. Meutya menyebut perbuatan Praka RM mengerikan sebagai seorang Paspampres.
Dia awalnya meminta agar TNI memeriksa pelaku secara transparan. Dia meminta Pomdam Jaya melaporkan semua hasil pemeriksaan terduga pelaku secara jujur.
“Untuk pelaku, Paspampres yang diduga melakukan penganiayaan hingga tewas, kepadanya perlu diterapkan pemeriksaan yang transparan. Pomdam Jaya harus melaporkan secara jujur dan transparan hasil pemeriksaan,” kata Meutya kepada Media pada Rabu (30/8).
Meutya mengaku ngeri dengan perbuatan Praka RM. Dia mempertanyakan bagaimana bisa seorang prajurit pembunuh lolos seleksi Paspampres.
“Mengerikan ya mendengar kabar ini. Jika benar, berarti ada prajurit pembunuh yang bisa lolos paspampres,” ucapnya.
Karena itu, dia mendesak agar seleksi Paspampres lebih diperketat lagi berkaca dari deretan perbuatan yang dilakukan oknum-oknum Paspampres. Dia beralasan Paspampres merupakan unit yang paling dekat dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Seleksi untuk menjadi anggota Paspampres harus diperketat. Prajurit yang memiliki akses dekat dengan Presiden harus pilihan, terbaik. Terutama ini karena ada insiden beberapa kali yang terkait laporan anggota Paspampres, maka sistem rekrutmen perlu segera diketatkan,” ujar dia.
Senada dengan Meutya Hafid, anggota Komisi I DPR Christina Aryani juga meminta agar persoalan ini diusut transparan. Dia juga mendukung penuh proses hukum terhadap pelaku.
“Jika ternyata benar seperti temuan awal kami tentunya mendukung penuh proses hukum terhadap pelaku. Meskipun penegakan hukum nantinya di internal militer prosesnya kami harap akan tetap berjalan transparan dan profesional. Penahanan terduga pelaku oleh Pomdam Jaya kami nilai tepat untuk penyelidikan dan pengungkapan perkara,” tutur dia.
Sebelumnya diberitakan, oknum anggota Paspampres Praka RM, yang diduga menganiaya pemuda asal Bireuen, Aceh, hingga tewas ditahan di Pomdam Jaya. Penahanan dilakukan untuk penyelidikan.
“Terduga saat ini sudah ditahan di Pomdam Jaya untuk diambil keterangan dan kepentingan penyelidikan,” ujar Danpaspampres Mayjen Rafael Granada Baay kepada wartawan, Minggu (27/8).
Pernyataan Lengkap Danpaspampres
Kasus dugaan penganiayaan ini terjadi di Jakarta pada Sabtu (12/8). Kasus ini viral dan dinarasikan pelaku menculik korban terlebih dulu baru kemudian melakukan penganiayaan bersama dua temannya.
Dalam unggahan yang viral di media sosial juga disebutkan surat keterangan penyerahan jenazah korban diterbitkan oleh Polisi Militer Kodam Jaya/Jayakarta pada Kamis (24/8). Oknum pelaku disebut Praka RM dan berdinas di kesatuan Batalion Pengawal Protokoler Kenegaraan (Yonwalprotneg) Paspampres.
Rafael mengatakan pengusutan kasus dugaan penganiayaan ini akan dilakukan secara transparan. Pomdam Jaya sedang melakukan penyelidikan dugaan penganiayaan dilakukan oknum anggota Paspampres.
“Apabila benar-benar terbukti adanya anggota Paspampres melakukan tindak pidana seperti yang disangkakan di atas, akan diproses secara hukum sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku,” tandas Rafael. (Cbud)
Teks
Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid. Waspada/ist