MEDAN (Waspada): Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPRD Sumut Ir. Yahdi Khoir Harahap, MBA (foto) menyesalkan terancam gagalnya ratusan siswa di 50 SMA/SMK untuk mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) Tahun 2025 yang disebabkan keterlambatan memasukkan Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).
Hal ini kata Ir Yahdi kepada wartawan di Medan, akhir pekan lalu terungkap dari informasi yan disampaikan Kabid SMA Dinas Pendidikan Sumatera Utara, Basir Hasibuan dan juga fakta-fakta di lapangan dengan maraknya unjuk rasa di sejumlah sekolah.
Menyikapi hal itu, Yahdi mengaku prihatin atas peristiwa itu dan mensinyalir ada dua penyebab utama gagalnya data-data sekolah dan siswa yang di-input ke sistem PDSS :
“Pertama, keterlambatan akibat kelalaian pihak sekolah sendiri dalam meng-input data ke sistem PDSS,” katanya.
Kedua, imbuhnya, kompleks, ribet dan rumitnya data yang harus di-input ke sistem PDSS, sehingga sekolah tidak cukup waktu untuk melakukan peng-inputan data
Dijelaskan, kegagalan sistem PDSS sendiri akibat terbatasnya kapasitas server, terutama pada waktu padat, sehingga bisa terjadi gagal input.
“Kalau melihat fakta ada sejumlah 50 sekolah itu adalah jumlah yang sangat besar, sehingga tidak bisa dipungkiri kalau kegagalan itu terjadi tidak semata-mata kelalaian sekolah, tetapi juga kegagalan sistem yang ada,” katanya.
Dimana lanjutnya, sebanyak 50 sekolah itu baru sekolah yang berada di bawah Dunas Pendidikan, belum termasuk yang berada di bawah Kementerian Agama, seperti Madrasah Aliyah.
“Madrasah Aliyah Negeri favorit di Medan saja seperti MAN 2 Model pun gagal melakukan input PDSS-nya, sehingga lebih dari 300 siswa terancam tidak bisa mengikuti SNBP,”sebutnya.
Padahal, lanjut Yahdi, SNBP atau lebih populer dengan Jalur Undangan adalah salah satu jalur untuk bisa masuk ke perguruan tinggi negeri favorit. Jalur ini banyak diidam-idamkan dan menjadi kebanggaan siswa dan orang tua.
Karena disamping berdasarkan prestasi uang kuliah atau UKT nya juga jauh lebih murah, makanya jalur ini sangat diminati dan dikejar oleh siswa, terutama siswa dari keluarga kurang mampu.
“Maka kegagalan sekolah mengikuti SNBP berarti juga memupuskan harapan banyak anak untuk melanjutkan cita-citanya ke perguruan tinggi, terutama bagi yang tidak mampu,” tambahnya.
Lanjut dia, jalur ini memacu anak serius belajar mulai kelas satu karena salah satu syaratnya rapor harus stabil dari semester ke smester.
“Mereka bekerja keras dan sungguh-sungguh mengejar itu semua. Mereka berusaha agar mereka termasuk ke dalam kategori eligible, sehingga mereka bisa mendapatkan peluang itu. Namun impian itu seketika pupus,” ungkapnya.
Beri Waktu
Oleh karenanya saya sebagai Katua Fraksi PAN DPRD Sumut meminta kepada semua pihak, terutama pemerintah untuk bisa kembali memberi waktu dan kesempatan kepada sekolah terkait untuk bisa kembali menginput data siswa ke sistem PDSS.
Selanjutnya, pihaknya juga meminta pihak sekolah proaktif memperjuangkan membuka kesempatan kembali, dengan melakukan komunikasi dan kordinasi yang intensif kepada semua yang terkait, terutama Kemenditisaintek selaku leading sector.
Dia juga meminta kepada pemerintah pusat dalam hal ini Kemendiktisaintek untuk bisa membuka kesempatan kembali kepada sekolah tersebut.
“Dimohon kepada Komisi X DPR RI yang membidangi pendidikan agar bisa memperjuangkan diberinya kembali kesempatan untuk melakukan peng-inputan PDSS.
Bagi sekolah-sekolah yang terbukti lalai agar pemerintah terkait mengambil tindakan tegas kepada pimpinan dan petugas yang diberi tanggung jawab menangani peng-inputan data tersebut. (cpb)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.