MEDAN (Waspada): Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi membuka Muktamar ke-23 Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di gedung serbaguna Pemprov Sumatera Utara Jl. Williem Iskandar Kec Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, Sabtu (19/8).
Pembukaan muktamar ditandai dengan pemukulan taganing atau gendang khas batak oleh Jokowi didampingi oleh Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, Menpora Dito Ariotedjo, Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi hingga Wali Kota Medan Bobby Nasution.
Dalam sambutannya, Jokowi mengaku sengaja mengubah jadwal kunjungan kerja (kunker) ke beberapa negara di Benua Afrika demi bisa menghadiri Muktamar XXIII IPM di Medan. “Harusnya hari ini saya berangkat ke Afrika, tapi karena ada Muktamar XXIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah, berangkatnya saya undur besok,” kata Jokowi.
Kepala Negara mengaku perubahan itu ia lakukan demi mengobati kangen yang dirasakan kepada kader IPM, mengingat terakhir kali dirinya menghadiri undangan organisasi otonom PP Muhammadiyah tersebut pada Muktamar XXI IPM di Sidoarjo, Jawa Timur, pada 2018.
“Jadi sudah berapa, hampir 4-5 tahun ini baru bisa bertemu. Alhamdulillah bisa mengobati kangen saya kepada IPM,” kata Jokowi.
Presiden mengaku dirinya tidak perlu berpikir dua kali ketika Ketua PP IPM Nashir Effendi mendatangi Istana Kepresidenan Jakarta dan menyampaikan undangan menghadiri Muktamar XXIII IPM beberapa waktu lalu.
“Sekali lagi, saya datang karena kangen bertemu dengan saudara-saudara sekalian. Saya senang, jujur saya sampaikan saya senang,” ujar Jokowi.
Selain mengungkapkan rasa kangennya, Jokowi juga menyampaikan jika saat ini merupakan zamannya anak muda. “Saat ini zamannya anak muda, zamannya generasi Y, Z, dan alpha. Zamannya saudara sekalian. Saya ini merupakan generasi lawas yang berbeda generasi,” ujar Jokowi
Jokowi melanjutkan, memang dunia saat ini telah dilanda distrupsi teknologi yang serba digital. “Ketika mau berbelanja online menggunakan market place, mau pesan kendaraan memesan lewat aplikasi, mau bayar sesuatu juga lewat digital, yakni Q-RIS. Penggunaan HP pun menjadi penting saat ini,” jelas Jokowi.
“Anak muda zaman sekarang bawanya cuma satu, all in one. Belum lagi sekarang ada AI contohnya kita semua tahu ada CHAT GPT. Mengerjakan tugas pun bisa menggunakan CHAT GPT,” imbuhnya lagi.
Jokowi juga menyinggung soal nilai sekolah yang sempurna namun tak memiliki kecakapan budi pekerti. Menurutnya harus seimbang antara kecerdasan dan kecakapan berperilaku.
“Tidak ada gunanya nilai sekolah 10, nggak ada gunanya, kalau moralnya nol, kalau budi pekertinya tidak baik, setuju?” ucap Jokowi.
Kepada pelajar Muhammadiyah, Jokowi berharap generasi muda menguasai teknologi dan ilmu pengetahuan serta memiliki moral.
“Oleh karena itu, saya harapkan pelajar Muhammadiyah dapat menjadi teladan, menjadi generasi muda muslim yang berkemajuan, yang penguasaan ipteknya hebat, sekaligus memiliki moral, memiliki budi pekerti, memiliki mental yang hebat. Buat saya, itulah sosok pelajar Muhammadiyah idaman,” tutur Jokowi.
Sebelumnya juga disampaikan laporan Ketua Umum PP IPM, Nashir Efendi dan sambutan Ketua Umum PP Muhamamdiyah, Prof Dr K. H Haedar Nashir. (h01)