MEDAN (Waspada): Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Utara, Dr.Asren Nasution, MA (foto), menyampaikan Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW, memiliki makna penting di dunia pendidikan.
“Isra Mikraj tidak sebatas memperingati hari bersejarah dalam kehidupan Rasulullah dari Masjid Haram ke Masjid Aqsa lanjut ke Sidhratul Muntaha. Peringatan Isra Mikraj harus dipahami dari berbagai dimensi kehidupan, tanpa kecuali di dunia pendidikan,” kata Asren, Sabtu (18/2).
Dijelaskannya, dimensi pendidikan yang tercantum dalam Isra Mikraj, di antaranya, proses awal Isra Mikraj adalah “pembedahan dada” qalbu Nabi dibersihkan yang memberi makna substansif tentang posisi hati (bathin spiritualitas).
Hal ini bisa menjadi simbol pendidikan rohani sebagai modal dasar bekal utama untuk melakukan Isra (perjalanan horizontal lintas teritorial Makkah-Palestina, hubungan bilateral berbasis spiritualitas.
Sedangkan proses selanjutnya Mikraj menuju puncak tertinggi sidratul muntaha pusat ketinggian meraih martabat kehambaan.
“Sehingga Isra Mikraj dapat dimaknai sebagai media pendidikan bagi Rasulullah yang memang dipersiapkan Allah sebagai pemimpin sejagat.
Pendidikan spiritualitas sesungguhnya adalah hal yang sangat substansif dalam meraih SDM tangguh cerdas amanah dan bermartabat,” ungkap Asren.
Ditambahkannya, perintah sholat sebagai bahagian tidak terpisahkan dari proses Isra Mikraj juga memberi pesan tentang pendidikan karakter, ketaatan kepatuhan kebersihan kebersamaan (jamaah/ team work) kepemimpinan, disiplin, tertib, tuma’ninah ( ketenangan) tasyahud (terus menerus merawat komitmen pengakuan kesetiaan kepada Allah dan Rasul). Di mana dalam shalat, salam sebagai bentuk komitmen untuk terus menebar pesan kedamaian.
“Dengan demikian Isra Mikraj sesungguhnya adalah salah satu metode pembelajaran diklat dari Allah untuk membekali mempersiapkan hamba pilihannya Muhammad menjadi pemimpin sejagat Rahmatan Lil alamin,” pungkas Asren.(m22)
.
.