Scroll Untuk Membaca

MedanHeadlines

Ibu Rumahtangga Dibakar Hidup-hidup Di Medan Estate

HERLINDA Boru Gurusinga, 53, menjalani perawatan di Jl. RS Haji, Desa Medan Estate, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deliserdang, Senin (13/5), setelah dibakar oleh pria berinisial SP alias Leman, 51. Waspasa/ist
HERLINDA Boru Gurusinga, 53, menjalani perawatan di Jl. RS Haji, Desa Medan Estate, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deliserdang, Senin (13/5), setelah dibakar oleh pria berinisial SP alias Leman, 51. Waspasa/ist

MEDAN (Waspada): Seorang ibu rumahtangga bernama Herlinda Boru Gurusinga, 53, kritis setelah dibakar oleh pria berinisial SP alias Leman, 51, di Jl. RS Haji, Desa Medan Estate, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deliserdang, Senin (13/5). Korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Haji Jl. Rumah Sakit Haji, Medan Estate.

Pelaku yang diduga telah merencanakan untuk membakar korban ini menyiramkan ke sekujur tubuh korban lalu memantik mancis dan membakarnya.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Ibu Rumahtangga Dibakar Hidup-hidup Di Medan Estate

IKLAN

Menantu korban bernama Febri menyebutkan, motif pembakaran tersebut diduga pelaku sakit hati hati karena dilarang berjualan di sekitar Jl. Rumah Sakit Haji.

“Pelaku membakar mertua saya dengan menyiramkan bensin, dan mengakibatkan luka bakar mencapai 60 persen lebih, karena dari kepala sampai lutut luka bakar,” ujar Febri, Kamis (16/5).

Usai membakar korban, tambah Febri, pelaku lalu kabur meninggalkan lokasi naik sepeda motor. Sedangkan, korban segera dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Haji yang berdekatan dengan lokasi.

Pihak keluarga juga melaporkan aksi pembakaran tersebut ke Polsek Medan Tembung. Laporan ini tertuang dalam nomor STTLP/B/710/V/2024/Polsek Medan Tembung/Polrestabes Medan/Polda Sumatera Utara.

Sakit Hati

Febri menceritakan, aksi pembakaran tersebut disebabkan pelaku sakit hati tidak dibolehkan jualan di sekitar Jl. RS Haji.

“Awalnya kan mertua yang modalin, dia (pelaku) yang jualkan, cuma setelah beberapa bulan, barang habis uang jualannya nggak jelas,” ujar Febri.

Keributan antara korban dan pelaku terus terjadi perihal uang hasil jualan. Hingga akhirnya, korban memutuskan untuk berjualan pada pagi dan pelaku pada malam hari.

“Jualan nasi goreng, dan mi instan. Karena mertua malas ribut saja soal setoran, ya dah si Leman jualan dari malam, mertua jualan pagi. Jadi 24 jam kedai itu,” ungkapnya.

Ternyata, keributan terus berlanjut. Korban yang merasa pelaku mau seenaknya saja berjualan lalu menyampaikan agar pelaku tidak usah lagi berjualan.

“Minggu 12 Mei 2024, dibilang mertua kepada pelaku, kau mulai besok jangan jualan lagilah,” tutur Febri.

Pelaku tak terima, kata Febri, lalu mendebati korban soal keputusannya agar tidak usah berjualan lagi. Tak mau ribut, korban akhirnya memilih meninggalkan pelaku yang kesal tak dikasih berjualan.

Naas, keesokan harinya, Senin (13/5), pelaku yang sakit hati tak dikasih jualan lalu mendatangi korban di depan rumahnya.

“Senin paginya, mertua berada di depan sedang nyapu-nyapu, lewat dia, dicagaknya sepeda motornya masih hidup, belum dimatikan, jadi gimana Karo (panggilan korban), masih bisakah aku jualan lagi?” tanya pelaku seperti ditirukan Febri.

“Dijawab mertua, udalah aku malas ribut, pagi-pagi ngomong samamu emosi aja yang ada kau,” sambungnya.

Tak dinyana, pelaku kembali ke sepeda motornya dan mengambil plastik berisi bensin dan menyiramkannya ke tubuh korban. Setelah melihat korban menggelupur terbakar, pelaku langsung kabur melarikan diri.

Keluarga berharap agar polisi segera menangkap pelaku pembakaran sadis tersebut. “Kami berharap polisi segera menangkap pelakunya,” harap Febri.(m27)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE