Scroll Untuk Membaca

Medan

Hamsar Harahap Minta Stop Aksi Unjuk Rasa Terkait Kematian Anaknya

MEDAN (Waspada): Meninggalnya Nanda Patriot Harahap ,17, siswa Kelas XII IPA 5 MAN 2 Model Medan sudah diikhlask an oleh orangtuanya Drs Hamsar Harahap MPd. Bahkan, Hamsar meminta agar aksi unjuk rasa yang dilakukan sekelompok orang harus dihentikan karena justru aksi unjuk rasa tersebut menyakiti hati keluarga almarhum.

“Saya sebagai orangtua almarhum Nanda meminta agar stop aksi unjuk rasa yang dilakukan terkait meninggalnya anak saya. Aksi unjuk rasa itu justru menyakitkan hati kami dan akan membuka luka kami. Tokh, kalo diributkan atau pun diberitakan di media? anak kami tak akan bisa hidup lagi. Jadi, tolonglah jangan ada lagi aksi-aksi unjuk rasa,” ujar Drs Hamsar Harahap kepada sejumlah wartawan di MAN 2 Model Medan, Senin (5/9).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Hamsar Harahap Minta Stop Aksi Unjuk Rasa Terkait Kematian Anaknya

IKLAN

Saat itu, Hamsar Harahap didampingi Kepala Tata Usaha MAN 2 Model Syamsul Bahri SPdI, Kepala MAN 2 Model Wuri Tamtama Abdi SPdI, MPd, WKM Bidang Humas Hj Misbah Suhaida S.Pdi dan WKM III Bidang Sarana Prasarana yang juga Guru Bidang Studi Akidah Akhlak, Dra Hj Nur Asmah Harahap MA.

Dengan mata berkaca-kaca, Hamsar mengajak kita semuanya sama-sama berdoa agar anak saya ini kelak menjadi penghuni syurga.

“Stop aksi unjuk rasa soal ‘kepergian’ anak saya. Kami sudah mengikhlaska kepergiannya. Semestinya kita sama sama berdoa agar anak kita ini menjadi penghuni syurga,” ujar Hamsar Harahap.

Hamsar menegaskan, keluarganya tidak akan menyalahkan siapa-siapa terkait peristiwa yang terjadi Sabtu (20/8) lalu Agustus 2022, yang menyebabkan meninggalnya anak ketiga dari tiga bersaudara itu, saat mengikuti mata pelajaran terakhir.

“Kami tidak akan menuntut atau melaporkan masalah ini ke pihak berwajib, karena kami rasa kepergian anak kami wajar dan sudah kehendak Allah,” ujar Hamsar yang dalam pertemuan itu telah menandatangani surat perjanjian tidak menuntut pihak manapun atas kematian putranya.

Sementara itu, Hj Nur Asmah, guru bidang studi Akidah Akhlak, yang mengajar saat peristiwa terjadi sangat menyesalkan insiden itu.

Diceritakan Hj Nur Asmah, awalnya, alat pendingin ruangan (AC) di ruang kelas XII IPA 5 tidak berfungsi alias mati sehingga para siswa meminta belajar di luar, tepatnya di area pentas seni yang juga lapangan upacara yang juga dimanfaatkan sebagai lapangan futsal.

“Karena murid-murid kepanasan dan meminta belajar di luar karena AC mati, maka saya membawa anak-anak belajar di luar,” tutur Nur Asmah.

Baru beberapa menit berada di pentas seni, Nur Asmah menyuruh murid-murid agar mengumpulkan hasil pekerjaan rumah (PR) yang telah diberikan beberapa hari sebelumnya.

“Saat itulah, ada 5 orang murid, seorang diantaranya termasuk almarhum Nanda meminta izin untuk kembali ke kelas karena buku PR-nya tertinggal di dalam kelas. Mereka berlima pun berjalan bersama menuju ruang kelas,” jelas Nur Asmah.

Selanjutnya, tambah Nur Asmah, kelima muridnya itu ke luar dari ruang kelas menuju pentas seni. Empat orang berjalan melalui koridor sekolah sedangkan almarhum Nanda berjalan masuk ke lapangan futsal.

“Tiba-tiba almarhum melompati jala/jaring tiang gawang futsal, naas kakinya tersangkut jaring hingga terjatuh disusul jatuhnya tiang gawang dan menimpa kepala Nanda,” ujar Hj Nur Asmah.

Begitu melihat Nanda terjatuh dan tertimpa tiang gawang, guru kelas Hj Nur Asmah dan sejumlah murid langsung membawa Nanda ke Rumah Sakit Haji Medan

Melihat kondisinya yang cukup serius, bunda Asmah dan beberapa siswa melarikannya ke RS Haji Medan. Pada awalnya kondisinya terlihat mulai membaik, tapi, Kamis, 25 Agustus 2022, Nanda Patriot menghembuskkan nafas terakhir dihadapan guru dan orang tuanya.

Selanjutnya, Kepala MAN 2 Model Medan, Wuri Tamtama Abdi yang senantiasa melihat terus perkembangan kesehatan Nanda Patriot, menyampaikan duka mendalam dan meliburkan siswa 1 hari untuk bertakziah di rumah siswanya itu.

Ditanya soal bagaimana pengawasan pihak sekolah kepada siswa, Wuri menjelaskan, pihaknya sudah melakukan pengawasan maksimal dengan memanfaatkan para wakil kepala madrasah dan timnya untuk mengawasi kegiatan siswa, sejak pagi dan pada jam-jam rawan, seperti pada akhir pembelajaran.
“Begitupun, kami sangat berduka. Semoga kejadian seperti ini tak terjadi lagi,” tutur Wuri.(m27)

Waspada/Andi Aria Tirtayasa

Drs Hamsar Harahap MPd didamping Kepala TU Syamsul Bahri, Kepala MAN 2 Model Medan Wuri Tamtama Abdi SPdI, MPd, WKM Hj Misbah Suaibah SPdI dan guru kelas Hj Nur Asma Harahap MA saat memberikan kepada wartawan di MAN 2 Model Medan, Senin (5/9).

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE