MEDAN (Waspada): Para guru di Sumut, mengkritik pernyataan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Nadiem Makarim atas pernyataannya yang beredar di media sosial.
Bertuliskan, kita memasuki era di mana gelar tidak menjamin kompetensi, lulusan tidak menjamin berkarya dan bekerja, akriditasi tidak menjamin mutu, masuk kelas tidak menjamin belajar.
Kritik disampaikan guru atas nama Ali Nurdin MA (foto) yang juga Ketua Asosiasi Guru Agama Islam Indonesia (AGPAI) Sumut.
Dalam keterangannya,Senin (6/6) menyebutkan bahwa pernyataan Mentri itu sepertinya tidak memahami seluk beluk dunia pendidikan.
Kata dia, jika gelar, kompetensi dan akreditasi tidak jaminan untuk kesiapan berkarya maka hapus saja lembaga perguruan tinggi, hentikan saja program Pendidikan Profesi Guru(PPG) dan PPKB yang menghabiskan anggaran triliyunan.
“Orientasi pak Mentri jelas pragmatis dan sekularistik. Untuk apa digaung gaungkan profesionalisme dan kompetensi guru yang salah satu indikatornya adalah mutu lulusan, akreditas dan standar pendidikan,” sebutnya.
Hal lain disampaikannya, pernyataan yang paling miris ketika Pak Menteri menyatakan “masuk kelas tidak menjamin belajar,” ini pelecehan dan penghinaan terhadap guru.
“Memangnya pak Mentri tahu kegiatan proses belajar mengajar di kelas. Atau memang pak Mentri menganggap bahwa guru masuk kelas cuma tidur ? Apa program merdeka belajar dan merdeka mengajar yang anda gaungkan itu sudah hebat betul ?,” ungkapnya.
Kata dia, inilah akibat suatu urusan tidak diserahkan kepada ahlinya. Pendidikan itu jangan diukur dari hasil produk kerja dan karya (transfer of knowledge).
“Yang paling utama adalah penanaman nilai agama, moral dan nilai kebangsaan (transfer of value). Ini juga akibat pendidikan di negeri ini semua dilihat dari karya dan kerja. Akhirnya orientasi ekonomis dan nilai produk lebih diutamakan daripada nilai-nilai humanistis,” pungkasnya.(m22)