MEDAN (Waspada): Mungkin sebagian masyarakat Sumatera Utara belum banyak yang mengenal Gunawan Laut. Pengusaha yang bergabung di Kadin Sumut pimpinan Khairul Mahalli tersebut kini menjabat sebagai direktur di PT. Asia Karet.
Sementara di Kadin Sumut, jabatan yang diembannya saat ini adalah sebagai Ketua Komite Industri Kreatif untuk periode 2021-2023.
Dalam perbincangan santai bersama Waspada di Medan, Kamis (29/9), Gunawan tampil rendah hati. Baginya, harta dan jabatan bukan merupakan tujuan utama dalam hidup bila tidak dibekali dengan ilmu dan ajaran agama.
‘’Saya penganut Budha. Guru saya ada dua yakni almarhum bapak saya sendiri Budiman Laut dan Bhikkhu Jinadhammo Mahathera atau akrab dipanggil Bhante Jin atau Eyang. Mereka selalu mengajarkan saya tentang arti hidup,’’ ucap Gunawan.
Gunawan menyebutkan kalau dirinya selalu ingat apa yang dikatakan Eyang bahwa kita tak bisa merubah dunia, tapi kita berusaha agar yang lain tak menderita. ‘’Itu ajaran guru saya Bhante Jinadhammo, makanya saya diijinkan keluar,’’ jelas Gunawan.
Sedangkan Budiman Laut, sang bapak, selalu menekankan akan pentingnya hidup bermanfaat bagi orang banyak.
‘’Yang artinya hidup bermanfaat dan membantu yang lain. Kan kalo bapak Budiman Laut orang berbudi. Jadi karena gurunya itu juga Bhante Jinadhammo. Ya, gundul-gundul tapi menawan. Begitulah hidup simple arti dalam meaningfull life,’’ tuturnya.
Walaupun di PT. Asia Karet menjabat sebagai direktur meneruskan perusahaan orang tua, Gunawan Laut tampil biasa dan sederhana serta mudah bergaul dengan siapa saja. Gunawan mengaku diajari rendah hati.
‘’Jadi apalah artinya nama dan jabatan, yang ada kan kita kasi mereka mimpi dan harapan. Di Asia Karet saya kan hanya anak pemilik dan meneruskan usaha orang tua. Jadi bukan apa apa. Hanya beruntung dan bersyukur. Saya cukup bangga memiliki keluarga baik dan guru baik serta kawan-kawan baik dan syukur dikasi hidup hari demi hari. Dilalui,’’ ujar Gunawan.
Di samping itu, Gunawan saat ini juga tercatat sebagai salah satu mentor 5.0 yang merupakan pengembangan dari revolusi industri 4.0.
‘’Intinya kita menciptakan inovasi dan berkembang bersama. Saya lahir dan besar di Indonesia. Memang dari kecil diajari mencintai tanah air. Walaupun kita berbeda suku dan bahasa tetapi kita tetap satu. Satu Indonesia. Apa yang kami lakukan hanyalah hal kecil,’’ tuturnya.
Memang tak seberapa, kata Gunawan, tapi berusaha membantu dan membangkitkan. Setelah melewati masa pandemi lewat berbagi pengetahuan dan juga kesempatan menjual produk dimana bisa menaikkan ekonomi rakyat petani karet dan juga memperbaiki mutu karet serta meningkatkan martabat dan kejayaan Indonesia masa lampau.
Sebagai manusia biasa, lanjut Gunawan, kita telah melalui Covid-19 dimana negara lain juga susah. Itulah sebabnya kita harus bersama, bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanya apa yang telah kita lakukan untuk negara sebab zaman sudah berubah ke evolusi 5.0.
Itulah sebabnya Asia Karet menciptakan produk yang bisa berdaya saingan juga bermanfaat buat yang lain. ‘’Lewat inovasi, lewat berbagi ilmu, saya pembicara karet nomor satu dunia,’’ cetusnya.
Gunawan menjelaskan disaat karet turun menjadi satu dolar, ke China menjadi 1.4 USD dan juga analisator dikaret.
‘’Track saya di Asean Expo ada dan kerja nyata ada 1.6 USD menjadi 2.26 USD. Terus berakhir menciptakan aspal karet basis SIR 20,’’ tandas Gunawan, yang juga memiliki pengalaman di Lapas Labuhan Deli selama dua tahun sebagai mentor melatih para warga binaan dengan ilmu, keahlian dan ketrampilan tersebut.(m29)
Waspada/Ist
Gunawan Laut bersama Bhikkhu Jinadhammo Mahathera atau akrab dipanggil Bhante Jin atau Eyang.