MEDAN (Waspada): Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi, menyampaikan empat hal kepada 57 pejabat eselon III dan IV yang dilantiknya, Rabu (2/11). Yakni tetap loyal, menumbuhkan terus jiwa korsa, harus bisa bekerjasama, dan tidak ikut -ikutan dalam politik praktis. Seorang pejabat jangan merasa sok pintar, ataupun sok hebat. Karena itulah yang membuat dia tidak disenangi.
Pelantikan terhadap pejabat eselon III dan IV hari itu dilaksanakan di Aula T Rizal Nurdin, rumah dinas Gubsu. Mereka yang dilantik terdiri dari 20 orang pejabat eselon III (Administrator) dan 27 pejabat eselon IV (Pengawas).
Kata Edy Rahmayadi, setiap ASN harus memiliki sikap loyal dalam melaksanakan tugas yang sudah diatur sesuai Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi). Dengan begitu, dalam diri setiap ASN, tidak akan ada lagi perasaan terbebani dalam menjalankan tugas. ”Pastikan kalian loyal. Baik ke atas, ke samping, maupun ke bawah,” katanya.
Hal kedua yang disampaikan Edy Rahmayadi adalah tentang jiwa korsa. Artinya seluruh ASN di lingkungan Pemprovsu harus merasa menjadi satu kesatuan. Satu orang yang berbuat salah, seluruhnya merasakan malu. ”Kalau kalian berbuat salah malu keluarga, malu organisasi Pemprovsu dan malu negara ini,” sebutnya.
Adapun tentang kerjasama, disampaikan Edy Rahmayadi, harus benar-benar disadari bahwa tidak ada pekerjaan yang bisa dilakukan sendiri-sendiri. Setiap pekerjaan harusnya dilakukan secara bersama-sama. ”Jangan ada yang merasa sok pintar, jangan merasa sok hebat. Begitu itu muncul dari dalam dirimu, itulah nanti yang menyebabkan atasanmu, bawahanmu, tidak menyenangimu. Kalau sudah begitu tidak nyaman jadinya. Kalau sudah tidak nyaman, pekerjaan akan sia-sia, ” tambahnya.
Sedangkan pesan terakhir Edy Rahmayadi kepada pejabat yang dilantik adalah tentang sikap mereka dalam politik. Gubsu menganggap penting menyampaikan hal ini, karena semakin dekatnya ‘tahun politik’ tahun 2024. Terutama Pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu).
Kata Edy Rahmayadi, ketentuan sudah tegas mengatur bahwa ASN dilarang berpolitik. Jangankan terlibat dalam politik praktis, membicarakan tentang kandidat calonpun tidak dibenarkan. ”Karenanya, saya pastikan kalau kamu melanggar atau ikut dalam politik praktis, kamu saya hukum sesuai dengan aturan yang berlaku,” katanya. (m07)