MEDAN (Waspada): Angka kasus stunting di Sumut masih sangat tinggi. Menurut data dari BKKBN, angkanya menyentuh 40 persen. Karena itu, Gubsu Edh Rahmayadi meminta, persoalan gagal tumbuh pada Balita akibat kekurangan gizi kronis ini ditangani secara serius.
Senin (7/2), Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, menerima kunjungan Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumut M.Irzal. Pertemuan berlangsung di rumah dinas Gubsu, di Jl. Jenderal Sudirman.
Disampaikan Gubsu Edy Rahmayadi, angk stunting di sejumlah kabupaten/kota di Sumut masih tinggi. Hal ini harus ditangani dengan serius dan dicarikan solusinya segera.
Edy Rahmayadi, juga meminta kepada Kepala Perwakilan BKKBN Sumut M.Irzal, untuk membahas permasalahan stunting ini lebih fokus lagi dengan pemerintah provinsi. Karena, stunting ini harus menjadi perhatian yang serius untuk segera diselesaikan.
Pengentasan Stunting
Sebelumnya, Kepala Perwakilan BKKBN Sumut M.Irzal menyampaikan, bahwa saat ini lembaganya diperintahkan untuk mengatasi stunting. Yakni sesuai dengan Keputusan Presiden (Kepres) No.72/2021 tentang Koordinator Pengentasan Stunting.
Disebutkan Irzal, secara keseluruhan, stunting di Sumut berada di angka 25 persen. Itu berarti masih di bawah angka nasional. “Namun ada di 12 kabupaten/kota di Sumut angka stuntingnya di atas 38 persen. Dan yang mengkhawatirkan itu di Mandailing Natal, itu angka stuntingnya 47,7 persen,” ucap Irzal.
Ke depan, menurur Irzal, beberapa program perlu dilakukan untuk percepatan pengentasan stunting. Diantaranya kegiatan-kegiatan edukasi dan pendampingan pada keluarga hamil, calon pengantin dan ibu yang sedang menyusui.
Sedangkan keikutsertaan masyarakat dalam program Keluarga Berencana (KB), disampaikan Irzal, cukup memuaskan.
‘’Namun masih ada ditemukan di beberapa daerah dilakukan pernikahan dini, yang dilakukan remaja bermur 15 – 19 tahun. (m07)