MEDAN (Waspada): Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi, meminta ulama menegurnya, bila dinilai melakukan kezaliman dalam memimpin. Karena tujuan dia memimpin adalah untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera.
Gubsu Edy Rahmayadi, menyebutkan itu, Sabut (23/4), di aula T.Rizal Nurdin, rumah dinasnya. Yakni, saat melaksanakan berbuka puasa dengan jajaran pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumut, dan kabupaten/kota.
Edy Rahmayadi, juga mengaku terus
mengharapkan masukan dari ulama, terutama dalam hak memimpin, untuk membangun Sumut. Malah dia juga meminta ulama menegurnya bila dunilai melakukan kesalahan. “Silakan tegur saya, kalau saya melaksanakan kezaliman dalam memimpin,” ujarnya.
Kemudian, Edy Rahmayadi, juga meminta pada seluruh Ormas Islam untuk tetap bersatu dan mengedepankan persatuan untuk kemaslahatan umat. Kalaupun terjadi perbedaan (khilafiah) hendaknya disikapi dengan dengan baik, agar tidak menjadi bahan perpecahan umat.
Sementara itu, Ketua MUI Sumut Maratua Simanjuntak, dalam tausiahnya menyampaikan tentang pentingnya mengahayati penciptaan tempat dan waktu. Penciptaan langit dan bumi yang merupakan tempat. Perubahan malam dan siang adalah waktu.
“Mari kita semua untuk lebih menghayati dan berpikir tentang makna dari penciptaan tersebut. Dimana tempat dan waktu yang dilalui di bumi ini sungguh sangat cepat dan singkat tanpa disadari,” kata Maratua.
Karena itu, Maratua mengajak semua orang, termasuk Gubsu Edy Rahmayadi, untuk memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Terutama dalam upaya menyatukan umas Islam yang ada di Sumut. “Saat ini saya minta Pak Gubernur dapat memanfaatkan waktu yang tersisa untuk menyatukan seluruh umat Islam yang ada di Sumut,” katanya. (m07)
Waspada/Ist
Gubsu Edy Rahmayadi, menyampaikan sambutan pada acara berbuka puasa bersama MUI Sumut dan kabupaten/kota