MEDAN (Waspada): Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi, kembali mengingatkan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemprovsu. Yakni untuk tidak ikut-ikutan terlibat dalam dukung mendukung calon kepala daerah pada Pemilu 2024. Karena Gubsu menginginkan organisasi Pemprovsu adalah ‘gerbong’ yang sehat.
Gubsu Edy Rahmayadi, mengatakan itu di Aula T.Rizal Nurdin, rumah dinasnya Jumat (2/9). Yakni saat melantik 123 pejabat eselon III dan IV. Salah satu yang dilantik adalah mantan Kadis Pendidikan Kab. Batubara Ilyas Sitorus, menjadi Sekretaris Diskominfo Sumut. Setelah itu kemudian, dia ditetapkan menjadi Plt. Kadiskominfo Sumut, menggantikan Kaiman Turnip.
Ke 123 pejabat yang dilantik hari itu, terdiri dari 63 orang Pejabat Administrator dan 60 Pejabat Pengawasan di berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Hadir pada acara itu, Sekdaprovsu Arief Sudarto Trinugroho, dan para pimpinan OPD.
Disampaikan Edy Rahmayadi, bulan Februari 2024 sudah masuk pelaksanaan pesta demokrasi di Indonesia. Bahkan sebelum itu, pada 2023, pasti sudah akan dimulai kerja-kerja politik, menjelang Pemilu.
Berkaitan dengan itu, Edy Rahmayadi mengeluarkan pernyataan. Dia melarang seluruh ASN terlibat dalam dukung mendukung calon kepala daerah. ‘’Jangankan ikut-ikutan, berpikir untuk itupun tidak saya izinkan. Kalau ketahuan, saya tindak kalian,’’ katanya.
Edy Rahmayadi hanya meminta satu dari para ASN, yakni bekerja dengan baik. Karena, jabatan yang diemban sekarang ini bukanlah hak, melainkan kewajiban. ‘’Dan kita tadi sudah bersumpah untuk menjalankan amanah. Dan amanah itu akan dipertanggungjawabkan kepada tuhan dan kepada rakyat,’’ katanya.
Edy Rahmayadi mengaku, tidak ingin melihat jajarannya hanya sekadar bekerja saja. Katanya, dalam bekerja, kita harus bisa tidak sekadar hanya tidak berbuat dosa saja. Tapi lebih dari itu, para pejabat harus bekerja dengan penuh kesadaran, bahwa tugas yang dilakukan adalah untuk kesejahteraan rakyat.
Harus Loyal
Selanjutnya, Gubsu Edy Rahmayadi meminta para ASN untuk loyal kepada atasan, satu tingkat di atasnya. Pejabat eselon I dan II harus loyal kepada Gubsu. Pejabat eselon III harus loyal kepada pejabat eselon II, dan begitu seterusnya. Menurutnya, loyalitas kepada atasan tidak bisa ditawar-tawar, karena itu merupakan keharusan.
Edy Rahmayadi juga mengaku mendengar adanya sinyalemen yang menyebutkan penempatan pejabat dilakukannya dengan sesuka hati. Untuk ini dia mengklarifikasinya dengan disertai sumpah, bahwa dia tidak pernah main-main dengan penempatan jabatan. Kata Edy Rahmayadi, penempatan pejabat sudah ada aturan mainnya.
‘’Wewenang seluruhnya ada pada Sekda. Saya dan Wagubsu hanya menduduki jabatan politis yang tidak boleh mengganggu profesionalitas organisasi yang sudah digariskan. Dan saya tidak mau mengangkat pejabat hanya karena saya berkuasa sebagai gubernur,’’ kata Edy Rahmayadi.
Karena itu pula, Edy Rahmayadi meminta para ASN bekerja saja dengan baik. Tidak perlu mendekati siapapun. Karena sudah ada tim pengawas yang bertugas melakukan penilaian objektif untuk penempatan menjadi pejabat. ‘’Percayalah, saya tidak akan memanfaatkan wewenang saya untuk kepentingan pribadi atau kelompok. Karena saya akan menjadikan jabatan ini sebagai sarana ibadah,’’ katanya. (m07)