MEDAN (Waspada): Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi mengaku bersyukur. Karena kini telah hadir Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), untuk percepatan rehabilitasi mangrove. Karenanya Pemprovsu akan memberikan dukungan penuh terhadap program tersebut.
Gubsu Edy Rahmayadi, mengatakan itu, saat menerima audiensi BRGM, di kantornya, Selasa (8/11). Hadir di sana, Balai Besar KSDA Sumut Rudianto Saragih Napitu, Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser Mamat Rahmat, serta jajaran BGRM RI. Hadir juga OPD Kadis Kehutanan Sumut Herianto dan Kadis Kelautan dan Perikanan Mulyadi Simatupang.
Gubsu Edy Rahmayadi mengatakan, percepatan rehabilitasi mangrove perlu segera dilakukan. Selain karena banyaknya hutan mangrove yang rusak di Sumut, kegiatan ini juga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat.
Kata Edy Rahmayadi, luas hutan mangrove di Sumut pada 2028 sekitar 67.586 hektar, dengan kondisi yang rusak mencapai 42.546 hektar. Dan Pemprovsu sudah berupaya melakukan perbaikan, dan sejak 2018 hingga saat ini hanya berhasil melakukan pemulihan sekitar 7.950 hektar.
Karena itu, kata Edy Rahmayadi, diperlukan kerja lebih serius lagi untuk menangani kerusakan hutan mangrove. Dan dia mengaku bersyukur sekarang telah hadir BRGM, dan memilih Sumut untuk dipulihkan hutan mangrove-nya. ”Jadi kita akan beri dukungan penuh. Kita libatkan TNI dan POLRI untuk mempercepat ini,” katanya.
Menurut Edy Rahmayadi, banyak kerugian yang didapatkan suatu daerah, bila hutan mangrove-nya rusak. Seperti semakin sedikitnya jumlah ikan, dan mengecilnya daratan karena abrasi. Bahkan memengaruhi teritorial batas laut, zona tambahan, zona ekonomi eksklusif dan batas wilayah laut dengan negara lain. “Mungkin orang-orang tidak berpikir sampai ke sana. Tetapi dampaknya besar,” tambahnya.
Bergerak Masif
Sementara itu, Kepala BRGM Hartono mengaku, pihaknya sudah bergerak masif merehabilitasi hutan mangrove sejak 2021. Menggunakan konsep Mangrove for Coastal Resilience (M4CR), mereka merangkul kelompok masyarakat untuk memelihara mangrove.
Kata Hartono, ada 88 desa di Sumut yang akan dilibatkan BRGM dengan target penanaman sekitar 7.904 hektar. Kelompok masyarakat desa tersebut akan dilatih menanam dan merawat mangrove dan dibayar, serta dibiayai oleh BRGM. Langkah ini diambil agar timbul kesadaran masyarakat setempat kalau hutan mangrove sangat berguna bagi mereka.
Begitupun, Hartono menyebutkan, ada beberapa kendala yang dihadapi pihaknya dalam menjalankan program ini di Sumut. Antara lain, rendahnya keragaman jenis bibit, kemampuan kelompok masyarakat dalam budidaya mangrove dan intervensi pihak luar. Oleh sebab itu, butuh BRGM membutuhkan keselarasan dengan semua pihak dan juga dukungan Pemprovsu.
Hartono mengaku bersyukur, Gubsu Edy Rahmayadi, memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan BRGM. ”Mudah-mudahan masalah yang kita hadapi di lapangan bisa terselesaikan dengan keterlibatan TNI, Polri, serta Pemprovsu,” ujarnya. (m07)