MEDAN (Waspada): Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi berharap, Masjid Agung menjadi tempat untuk mempersatukan masyarakat. Karena, masjid yang akan menjadi icon Sumut tersebut adalah milik seluruh masyarakat.
Gubsu Edy Rahmayadi, mengatakan itu saat menyampaikan sambutan di acara Soft Opening Masjid Agung Sumut, Minggu (3/9). Pengoperasian Masjid Agung ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Gubsu Edy Rahmayadi, yang juga menjabat sebagai Ketua Panitia Pembangunan Masjid Agung. Acara Soft Opening hari itu ditandai dengan pelaksanaan Shalat Zuhur bersama seribuan jamaah.
Dikatkan Edy Rahmayadi, ke depannya Provinsi Sumut harus menjadi yang terbaik. Dan itu dimulai dari Masjid Agung yang sengaja dibangun semegah mungkin. “Sumut harus the best, diawali dari Masjid Agung,” katanya.
Di antara kemegahan Masjid Agung, kata Edy Rahmayadi, terdapat pada bangunan menaranya yang akan dibangun setinggi 199 dan 99 meter. Dari dua menara tersebut akan dikumandangkan azan pertama sekali pada setiap pelaksanaan shalat, untuk kemudian diikuti oleh masjid-masjid lainnya. “Dengan begitu, semua setan (keburukan) akan hilang dari Sumut,” katanya.
Berkaitan dengan pembangunan menara masjid nantinya, saat menyampaikan sambutannya Edy Rahmayadi, meminta izin kepada masyarakat. Yakni untuk memberikan nama H.Anif, unuk menara 199 meter dana nama H.Maslin Batubara untuk menara 99 meter.
Diakui Edy Rahmayadi, saat ini, pembangunan Masjid Agung belum selesai sempurna 100 persen. Panita pembangunan awalnya memperkirakan Masjid Agung dapat digunakan pada tahun 2018, namun mundur menjadi tahun 2020, dan mundur lagi menjadi tahun 2022.
“Memang sejak awal pembangunan masjid ini, ada saja masalahnya. Tapi bersyukur, sekarang Masjid Agung sudah bisa digunakan,” katanya.
Terkait dengan pelaksanaan acara Soft Opening hari itu, Edy Rahmayadi, juga mengaku tidak ingin dijadikan sebagai konsumsi politik. Terlebih dilakukan di saat-saat berakhirnya masa jabatannya sebagai Gubsu. Karena Edy Rahmayadi sendiri mengaku, bukan dia yang menentukan acara hari itu.
Edy Rahmayadi, mengaku tidak ingin melihat terjadi pertengkaran di publik, setelah dia menandatangani prasasti I Masjid Agung. “Jangan sampai, besok ada pula yang bertengkar, mengapa saya yang menandatangani. Atau ada orang yang ingin menandatangani tapi namanya tidak dimasukkan. Demi Allah, kalau boleh saya tolak (menandatangani prasasti) saya tolak. Karena saya ingin masjid ini menjadi tempat persatuan,” katanya.
Hadir pada acara Soft Opening Masjid Agung hari itu, pengurus Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) Agung, para ulama, pengurus Ormas-ormas Islam, sejumlah pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Sumut, serta ribuan jamaah, baik yang datang secara pribadi, maupun yang tergabung dalam kelompok pengajian dan organisasi keagamaan. (m07).
Waspada/zul harahap.
Gubsu, yang juga Ketua Panita Pembangunan Masjid Agung Edy Rahmayadi, menandatangani prasasti, pada acara Soft Opening Masjid Agung.