MEDAN (Waspada) : Ketua Forum Komunikasi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Sumatera Utara, H. Ilyas Halim, menyampaikan dukungannya atas pembaruan bukupanduan manasik haji.
Kepada waspada.id, Kamis (6/2) Ilyas menyampaikan pentingnya panduan manasik haji ini berguna untuk memahami apa yang dikerjakan saat melaksanakan ibadah haji.
Menurutnya, calon haji (Calhaj) penting mengikuti bimbingan manasik haji. Bahkan perubahan buku manasik diutarakan oleh Menteri Agama RI perlu didukung.
“Ya, penting sekali mengikuti manasik haji,” sambungnya.
Kata dia, manasik haji sangat penting bagi jamaah untuk mendapatkan pengetahuan yang memadai dalam pelaksaan ibadah haji.
“Ibadah haji, pelaksanaannya hampir seluruhnya ibadah fisik, artinya jamaah dituntut untuk paham apa yang dikerjakannya apakah itu menyangkut rukunkah, wajibkah, atau sunnah, dan yang dikerjakannya itu, hajikah atau umrah. Kalau jemaah haji tidak dibekali ilmu manasik maka sangat sulit nanti mereka di Tanah Suci, bahkan bisa pada kebingungan,” kata Ilyas Halim.
Menurutnya, calhaj yang sudah ikut manasik selama setahun di KBIH masih banyak yang belum memahami tentang perjalanan haji yang perlu di dampingi oleh pembimbing ibadah.
“Maka peran KBIHU sangat menolong jamaah dalam melaksanan ibadah haji,
apalagi sekarang ada program pemerintah dalam pelaksanaan haji ada istillah, murur tidak mabid fi muzdalifah dan tanjjul, tidak menginap di mina dan di KBUHU telah diajarkan sistem tersebut berikut dasar dan hukumnya, agar jamaah jangan bingung,” ungkapnya.
Terkait perbaharuan buku panduan Manasik yang akan diubah Menag RI, Ilyas Halim mengaku setuju.
“Ya saya kira buku manasik perlulah ada pembaharuan karena adanya materi baru sesuai dengan zamannya, bukan saja bukunya tapi silabusnyapun perlu ada perubahaan,” sebutnya.
Sebelumnya, Menteri Agama Nasaruddin Umar meminta kepada jajaran Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kementerian Agama untuk memperbarui buku manasik haji dengan melakukan perubahan konten, berita terbit di Kemenag.go.id, pada Selasa (4/2).
Pernyataan ini disampaikan Menag Nasaruddin Umar saat memberi arahan dalam Breakfast Meeting di Ruang Operation Room Lantai 2 Gedung Kemenag, Jl. Lapangan Banteng Barat No 3-4 Jakarta Pusat.
“Sudah saatnya kita memperbarui buku manasik haji yang selama ini tidak pernah melakukan perubahan konten. Buku manasik haji harus ada pendalaman. Konten buku manasik yang kita suguhkan kepada jemaah banyak bersifat teknikal. Jadi kita ingin ada tiga hal yang akan diperoleh jemaah dari buku manasik ini yakni jemaah tersenyum di awal, di tengah dan jemaah tersenyum di akhir,” kata Menag.
“Mohon juga ada masukan dari para pakar di perguruan tinggi dan Kakanwil dalam perubahan buku manasik haji ini,” sambung Menag.
Ditambahkan Menag, aspek yang perlu ada dalam buku manasik haji adalah aspek filosofi perhajian itu sendiri. Begitu juga dengan makna spiritual haji atau tasawuf.
“Mari kita buat sendiri tasawuf haji versi ahlulsunnah dan Imam Al Ghazali. Insya Allah buku manasik haji Ini bisa menjadikan jemaah mabrur dan merawat kemabruran haji,” harap Menag.
“Buku manasik haji juga bisa membangkitkan spirit nasionalisme dalam perhajian,” tandas Menag. (m22)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.