Scroll Untuk Membaca

AcehHeadlinesInternasionalMedanNusantara

Fenomena Jemaah Hilang Diharap Tak Terulang

Fenomena Jemaah Hilang Diharap Tak Terulang
Dirjen PHU Kemenag RI, Prof Dr Hilman Latief, didampingi Kepala Daker Madinah, Zaenul Muttaqin, dan Kasi MCH Daker Madinah, Ubaidillah, memberikan keterangan di Ruang MCH Daker Madinah, Arab Saudi. Waspada/Muhammad Ishak

Laporan Haji: Muhammad Ishak

MADINAH (Waspada): Petugas Penyelenggara Haji Indonesia (PPIH) Arab Saudi dan jemaah haji diharap lebih mawas diri, sehingga fenomena jemaah haji hilang atau tersesat tidak terulang di Madinah, Arab Saudi.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Fenomena Jemaah Hilang Diharap Tak Terulang

IKLAN

“Petugas dan jemaah haji harus mawas diri, sehingga fenomena jemaah hilang tidak terulang terhadap jemaah gelombang kedua di Madinah,” terang Direktur Jenderal (Dirjen) Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag) RI, Prof Dr Hilman Latief, Kamis (13/7).

Cara mewaspadainya, menurut Hilman Latief, berjaga-jaga dan mempersiapkan skema, sehingga jemaah haji tidak tersesat dan hilang dalam diminimalisir sejak kedatangan jemaah hingga selesai pemulangan nantinya ke Tanah Air.

“Petugas di kloter dan jemaah haji usia produktif agar sama-sama menjaga jemaah lansia ketika beraktivitas di luar hotel, karena intensitas pergerakan jemaah di Madinah juga lumayan cukup padat, bahkan lebih padat dari jemaah gelombang pertama,” timpa Hilman Latief.

Dia juga mewanti-wanti agar jemaah yang pernah tersesat atau hilang di Makkah, agar tidak terulang saat di Madinah. “Ketua rombongan dan ketua regu harus memiliki pemetaan terhadap jamaah yang sering hilang di Makkah, sehingga tidak terulang saat di Madinah,” timpanya.

Perlu diketahui, jumlah jemaah haji gelombang kedua yang bergeser dari Makkah ke Madinah jumlahnya melebihi 112 ribu jemaah haji, sehingga kepadatan jemaah akan kembali terjadi di Madinah. “Pasca puncak haji, jemaah melaksanakan tawaf ifadhah, umrah sunnah dan tawaf wada’. Ibadahnya cukup melelahkan, sehingga jemaah lansia kita harap fokus istirahat sesampai di Madinah,” imbuh Hilman Latief.

Diminta, petugas kloter lebih sigap mengomunikasikan isu-isu fenomena jemaah hilang dan tersesat terhadap jamaahnya. Hal tersebut dinilai memberi nilai positif terhadap jemaah gelombang kedua yang nantinya akan dipulangkan melalui Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.

Jemaah gelombang pertama yang belum tanazul setelah sempat tersesat atau hilang, Hilman Latief mengatakan, jemaah tersebut harus tetap ke Madinah. “Tapi sesampai di Madinah, sebaiknya tidak perlu beraktivitas berlebihan di Madinah, cukup menikmati suasana. Tapi jangan sampai hilang lagi di Madinah,” pungkas Hilman Latief. (b11)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE