Scroll Untuk Membaca

Medan

Edy Rahmayadi Tolak Keras Praktik Nepotisme

EDY Rahmayadi, bersama mahasiswa berasal dari sejumlah universitas di Indonesia yang tergabung dalam program Pertukaran Mahasiswa Merdeka USU, memberi kuda makan, usai olahraga. Waspada/zul harahap
EDY Rahmayadi, bersama mahasiswa berasal dari sejumlah universitas di Indonesia yang tergabung dalam program Pertukaran Mahasiswa Merdeka USU, memberi kuda makan, usai olahraga. Waspada/zul harahap

MEDAN (Waspada): Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) periode 2018-2024 Edy Rahmayadi, menceritakan tentang prinsip yang dianutnya saat menduduki jabatan. Yakni, menolak keras segala bentuk praktik nepotisme. Sebab, hal itu pasti akan merusak tatanan demokrasi yang telah dianut bangsa ini.

Edy Rahmayadi, mengatakan itu di Taman Edukasi Buah Cakra yang juga kediamannya, di Desa Panah, Kec. Delitua, Lab. Deliserdang, Sabtu (8/6). Saat itu dia menerima kunjungan mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia dalam program Pertukaran Mahasiswa Merdeka di Universitas Sumatera Utara (USU). Kunjungan para mahasiswa itu, dipimpin oleh Dosen USU Dr. Nus Asnah Sitohang.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Edy Rahmayadi Tolak Keras Praktik Nepotisme

IKLAN

Setelah memberikan paparan tentang kepemimpinan, demokrasi dan wawasan nusantara, Edy Rahmayadi, ditanya oleh beberapa orang mahasiswa. Di antara pertanyaan itu adalah tentang sikapnya dalam memimpin, khususnya saat menjadi Gubsu.

Dalam konteks memimpin Sumut selama 5 tahun tersebut, Edy Rahmayadi, mantan Pangkostrad itu, menegaskan sikapnya yang menolak segala bentuk praktik nepotisme.

Sebab dia memiliki rasa cinta, kasih sayang, dan kesetiaan untuk Sumut. Edy Rahmayadi, juga mengaku menganut prinsip apa yang dipelajari, dikuasai, dan diyakini sesuatu hal yang baik, maka itulah yang dilaksanakan. “Tidak nepotisme,” ujarnya..

Edy Rahmayadi mencontohkan, selama menjadi Gubsu, tidak satupun anggota keluarganya kebagian jatah jabatan. Baik sebagai anggota legislatif, maupun menjadi kepala daerah.

“Saya punya menantu, saya punya anak. Kalau bisa anak saya nanti saya jadikan DPR, habis itu nanti jadi bupati, jadi gubernur. Memangnya negaranya nenek saya ini. Tak ada begitu!,” tegasnya.

Untuk masalah kepemimpinan ini, Edy Rahmayadi, mengaku terus berusaha mencontoh kepemimpinan Umar bin Khattab (sahabat Nabi Muhammad SAW dan seorang Khalifah amirul Mu’minin kedua, setelah Abu Bakar wafat).

Dimana beliau tegas menolak anaknya menjadi pejabat, meskipun terpilih oleh tim penilai sebagai sosok yang layak berjabatan karena memiliki kompetensi yang mumpuni.

“Begitu tahu anaknya masuk dalam daftar, Umar Bin Khatab, minta nama anaknya dicoret. Karena baginya, sepintar apapun anaknya, pasti orang akan menuduh yang tidak-tidak. Apalagi kalau anak itu kurang pandai,” tambah Edy Rahmayadi.

Jalan Pagi

Kegiatan bersama mahasiswa hari itu, diawali dengan olahraga pagi bersama. Yakni, jalan santai mengelilingi Taman Edukasi Buah Cakra, sembari menikmati udara segar pagi.

Sambil berjalan, mantan Pangkostrad itu, kepada mahasiswa menunjukkan berbagai jenis tanaman buah yang tumbuh subur di taman. Ia dengan mahasiswa juga berbincang santai layaknya bapak dan anak.

“Ayo ayo, semangat jalannya ya, mahasiswa harus segar, biar makin sehat kalian,” ujar purnawirawan TNI berpangkat Letnan Jenderal tersebut.

Selain berbagai jenis tanaman buah, Taman Edukasi Buah Cakra juga dilengkapi kawasan peternakan sapi, kuda, bebek, ayam, hingga ikan dan ternak burung, di antaranya burung beo dan merpati. Perkebunan terpadu seperti sayur, cabai, tomat dan lainnya, juga ada di sana. “Keren, selain tanaman buah, banyak juga ternak Pak Edy ini,” ujar seorang mahasiswa.

Di akhir kegiatan jalan pagi, Edy Rahmayadi, mengajak rombongan mahasiswa memberi makan ternak kuda yang terdiri dari beberapa ekor. Kuda-kuda di sana tampak tinggi dan gagah. “Cakap kudanya, bersih lagi dan baik lagi,” celetuk mahasiswa.

Mereka pun mengabadikan momen memberi makan kuda lewat kamera handphone masing-masing.

Untuk diketahui, program Pertukaran Mahasiswa Merdeka dari berbagai kampus di Tanah Air tersebut, tidak saja belajar di ruang kelas Kampus USU.

Mereka juga berkesempatan untuk menjelajah dan mengenal lebih dalam mengenai budaya, suku, sejarah, masyarakat, dan para tokoh, hingga lingkungan alam yang terdapat di Sumut melalui program modul nusantara. (m07)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE