Menu
Pusat Berita dan Informasi Kota Medan, Sumatera Utara, Aceh dan Nasional

Dulu Pembuangan Sampah Kini Jadi Cafe Berkonsep Indoor

  • Bagikan

MEDAN(Waspada): Masa Pandemi covid-19, banyak usaha yang terpuruk. Bahkan ambruk karena situasi pandemi. Namun tidak sedikit yang mencoba untuk bangkit dan memulai usaha baru. Soal modal usaha dan lahan membangun bisnis baru, tentu jadi persoalan pula.

Tapi, bagi pengusaha muda bernama Jenifer Swan, hal itu justru jadi tantangan tersendiri. Bersama suami dan keluarga inti, Jenifer mengontrak sebidang lahan yang masih milik keluarganya di Jl Karya Medan. “Ya, kita ngontrak lahan ini, karena usaha baru itu harus semuanya dari nol,”kata Jenifer,Jumat (28/1) di tempat usahanya.

Dia menyebutkan, lahan yang dikontrak lumayan luas, hanya saja menjadi tempat pembuangan sampah karena tidak dimanfaatkan. Bahkan dalam waktu yang cukup lama, karena semua anggota keluarga sangat sibuk dengan usaha masing-masing.

Kata dia, bersama  suami memutuskan untuk membersihkan tempat pembuangan sampah dengan mengeluarkan biaya tidak sedikit. Sebab sudah dijadikan warga pembuangan sampah selama puluhan tahun, sehingga tumpukan sampah sudah menggunung.

“Sakin sulitnya membersihkan, kami menyewa truk kontainer sampah. Tidak taulah siapa yang awalnya membuang sampah ke lahan ini.Tapi sudah menumpuk dan sulit dibersihkan. Bahkan saat akan dilakukan pengorekan sampah untuk dibuang, ada warga yang keberatan. Tapi alhamdulillah setelah kordinasi dengan pihak kelurahan dan kecamatan,semua berjalan lancar,”ujarnya.

Lalu, sambung dia, setelah semua sampah terbuang lebih dari 50 truk, lahan dibersihkan dan ditumbun. Sehingga layak dijadikan tempat usaha.

Setelahnya, bersama rekannya arsitek, dari Fhar Architecture yakni, Aisya Arifa. Lalu, disepakati untuk mendirikan bangunan di atas lahan ini.

“Setelah ada bangunan, barulah ditata dan membuat  tempat ini sebagai rumah kuliner berkonsep indoor. Konsep yang tidak memerlukan budget yang besar, tapi sudah memberikan tempat yang nyaman. Sedangkan pelengkap keindahan  dengan menyerakkan bebatuan dan memindahkan tanaman dari rumah,”ungkapnya.

Kata dia, setelah lahan terlihat rapi. Bangunan induk yang dikonsep bentuk sederhana berdiri, yang juga menyiapkan tempat santai terbuka pada bagian atas gedung, kondisi cafe mulai sempurna.

“Setelah melihat bangunan rampung, kamipun berpikir, apa nama cafe yang sudah dibangun ini. Berembuk bersama keluarga, kamipun sepakat membuat nama Janji Rasa Coffe. Nama ini diharapkan bisa memberi rasa senang bagi pengunjung atas cita rasa menu yang kami sajikan. Selain itu harga yang ditawarkan sangat terjangkau. Antara 10 ribu sampai 60 ribu rupiah,”sebutnya.

Dia mengaku tempat ini belum lama dibuka. Namun, pengunjung sudah antusias hadir dengan tetap mewajibkan pengunjung menggunakan masker.

Apa yang membuat pengunjung antusias berkunjung ke Janji Rasa?
“Suasana indoornya sangat memberi efek sempurna pada mereka yang suka nuansa alam. Langit terlihat memerah kala senja merayap. Adakalanya langit memerah dan bisa dinikmati dari tribun atas. Yang jelas,kunjungan konsumen dari berbagai kalangan setiap hari utamanya akhir pekan,”sebutnya.

Benar saja, jika Anda berkunjung senja hari, cahaya matahari sore memberikan nuansa tersendiri. Begitupun ada juga yang datang siang hari, berada dalam ruangan berAC.

Jenifer berharap pandemi covid segera berakhir. Sehingga tempat ini akan diperluas lagi dengan penambahan tempat duduk dan taman-taman sebagai pelengkap.

“Ya, berharap pandemi covid ini segera berakhir. Sehingga pengunjung tidak lagi dibatasi. Usaha ini memberi peluang bagi para pekerja, dimana saat ini sulit mencari pekerjaan dan kami bisa menyiapkannya,”pungkas Jenifer.
(m22)

Waspada/Anum Saskia
Lahan yang dulunya tempat sampah kini terlihat menarik dijadikan cafe Janji Rasa berkonsep indoor.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *