MEDAN (Waspada): Permasalahan umum UMKM tempe adalah pada kualitas kedelai yang masih terdapat kulit ari. Imbasnya, kualitas dan produktivitas tempe yang dihasilkan terbilang rendah.
LPPM Universitas Negeri Medan (Unimed) melalui penugasan kepada dosen dan mahasiswa yang diketuai Sapitri Januariyansah, S.Pd., M.Pd., MCE. dengan anggota Ayu Putri Ningsih, S.Si., M.Si., Safri Gunawan, S.T., M.T., Banu Nursanni, S.T., M.Si., Try Wahyu Purnomo, S.Pd., M.Pd., dan beberapa mahasiswa melakukan pembinaan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. UMKM sasaran adalah milik Rohayati di Desa Sei Mencirim.
Amal AlGhozali Saragih, S.E. perwakilan LPPM Unimed menuturkan kegiatan PKM ini merupakan komitmen Unimed melalui LPPM untuk menyelesaikan masalah mitra melalui pelatihan dan pemberian alat untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas usaha mitra.
Hal ini ditanggapi baik Rohayati (mitra PKM) bahwa mereka sangat berterima kasih atas bantuan yang diberikan Unimed , kami yakin kegiatan ini dapat meningkatkan usaha kami.
Terdapat tiga kegiatan pokok dalam PKM ini yang meluputi pelatihan pembuatan tempe menggunakan mesin pemecah dan pengupas kulit ari dan pembuatan keripik tempe menggunakan mesin pengiris; pemasaran menggunakan market place; dan pembukuan keuangan menggunakan aplikasi teman bisnis. Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh anggota mitra sebanyak enam orang. Akhirnya, kegiatan berjalan dengan baik dan kondusif mulai dari perencanaan hingga produksi tempe sampai dipasarkan. (m19)
Waspada/Ist
Tim PKM Unimed foto bersama peserta UMKM tempe.