Dorong Masyarakat Giat Berzakat, Baznas Pemprovsu Siapkan Konsep Digitalisasi

  • Bagikan

MEDAN (Waspada): Guna mendorong masyarakat giat berzakat, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Sumatera Utara akan memprioritaskan program digitalisasi layanan kepada para muzaki dan umat, sehingga sosialisasi serta peningkatan kesadaran untuk membayar zakat di kalangan umat dapat lebih meningkat.

Digitalisasi program Baznas sangat mendesak, sebab kencedrungan umat untuk menggunakan media sosial dan sarana IT terus menerus meningkat,” kata Ketua Baznas Sumut, Prof. Dr. H. Mohd. Hatta (foto) kepada wartawan di ruang kerjanya, Jumat (24/6).

Prof. Hatta bersama Wakil Ketua yakni, Dr. H. Sultoni Trikusuma MA, Drs. H. Musaddad Lubis M.Ag, Azrai Harahap MA dan Drs. H. Syamsul Bahri MM. AK. CA menyampaikan, beberapa prioritas digitalisasi dimaksud, terutama dalam memberikan sosialisasi dan literasi zakat.

Juga melakukan pendataan secara digital guna melihat potensi zakat dari para mustahik, serta memanfaatkan  informasi secara digital tersebut untuk pengelolaan zakat, infak dan sedekah baik pada aspek penghimpunan, pendistribusian dan pelaporan dengan data yang akurat.

“Kami optimis melalui pola baru ini kesadaran masyarakat untuk menunaikan zakat akan dapat lebih meningkat,”kata mantan Kakanwil Kemenagsu ini.

Dia tidak menampik adanya ketimpangan jumlah zakat yang terkumpul masih berbanding jauh dengan potensi yang ada di tengah umat.

“Bahkan kondisi itu menjadi salah satu catatan penting ketika dilantik Gubsu H Edy Rahmayadi beberapa waktu yang lalu.

Gubsu mengingatkan potensi zakat mencapai Rp. 8 T, namun yang terhimpun masih sangat sedikit,”papar Prof. Hatta.

Program Prioritas

Selain memaksimalkan digitalisasi dalam melaksanakan program kerja,  Prof. Hatta juga menjelaskan program prioritas lainnya yakni, optimalisasi fungsi zakatnomics (kesadaran untuk membangun tatanan ekonomi baru untuk mencapai kebahagiaan, kesetimbangan kehidupan) serta melakukan inovasi dalam pedayagunaan zakat, infak dan sedekah di tengah umat.

Hatta menjelaskan, hal ini sangat penting sebab konsep zakat sesungguhnya bukanh naya sebagai instrumen sosial keagamaan yang bersifat karitatif atau member kasih semata, tapi juga merupakan salah satu instrumen pemberdayaan ekonomi umat  secara langsung.

Salah satu pola distribusi zakat dilakukan secara produktif kepada pelaku usaha kecil dan UMKM yang mendapat pendampingan dari Baznas,” ungkapnya.

Dia menjelaskan,  melalui beberapa program dimaksud maka ditargetkan dalam beberapa waktu ke depan para penerima zakat yang dibina diharapkan dapat berubah menjadi pemberi zakat (muzaki) yang aktif menyalurkan zakatnya melalui Baznas.

“Konsep lain yang dikemas dalam perjalanan Baznas Pemprovsu dalam kepemimpinan saya, sangat penting strategi pencapaian pertama pemetaan potensi dan masalah berbasis riset.

Kedua, analisa strategi dan perumusan kebijakan dan program.Ketiga,pelaksanaan program. Keempat pengawasan dan evaluasi.

“Dengan demikian diharapkan seiring waktu potensi zakat akan semakin meningkat dan hal itu sejalan dengan peningkatan kesejahteraan umat secara langsung,” pungkas mantan Ketua Umum MUI Medan ini.(m22)

  • Bagikan