Dokter G Bantah Suntik Vaksin Kosong Ke Siswa SD Wahidin Medan Labuhan Deli

  • Bagikan

MEDAN (Waspada): Tudingan menyuntikkan vaksin kosong kepada siswa di SD Wahidin Medan Labuhan Deli dibantah keras oleh Dokter G.

Kata Dokter G, Bahkan ia bertanggung jawab dan meyakini bahwa suntikan yang diberikannya itu berisikan vaksin.

“Terhadap tudingan saya menyuntikkan vaksin kosong adalah tudingan yang menyesatkan. Saya bertanggung jawab dan meyakini dengan sungguh-sungguh sesuai sumpah profesi saya, bahwa saya yakini suntikan yang saya berikan adalah berisi vaksin yang telah diisi oleh sejawat (perawat W) saya,” kata dokter G pada , Senin (24/1).

Jelasnya, sebelum melakukan vaksinasi itu ia juga telah briefing dengan tim vaksinator agar kegiatan berlangsung lancar dan tertib. Dalam tim, dibantu oleh perawat W dari Rumah Sakit Delima. “Meja suntik kami atur sedemikian rupa agar anak-anak tidak gugup dan takut dengan pelayanan vaksinasi massal. Ada 3 meja yang kami siapkan, pelayanan vaksin dimulai sejak jam 09.00-17.00 WIB,” ujar dokter G.

Vaksin yang digunakan itu sebutnya bersumber dari Polres Medan Labuhan merk Sinovac. Spuit (jarum suntik) yang disediakan adalah Spuit 0,5 cc. “Selama pelayanan, karena sangat ramai, anak-anak didampingi oleh orang tua dan wali masing-masing sehingga saya tidak mengetahui dan tidak sadar selama pelayanan ada pihak yang mengambil gambar atau merekam. Namun, hal ini tidak saya permasalahkan karena sifatnya untuk dokumentasi, kenangan-kenangan,” sebut dokter G.

Dalam pembagian tugas, lanjut dia, untuk mempercepat pelayanan pemberian vaksin pada anak, maka dalam tim disepakati tugas masing-masing. Tim vaksinator dokter melakukan penyuntikkan vaksin, dan perawat yang membantu untuk mengambil memasukkan vaksin dalam spuit 0,5 cc yang sudah disediakan. “Selama pelayanan penyuntikan vaksin sesuai yang terlihat dalam video yang beredar, saya mengambil spuit 0,5 cc yang berada di sisi kanan belakang saya. Dan, saya yakini bahwa spuit itu sudah diisi/terisi vaksin (vaksin dimasukkan oleh perawat W) yang posisi berada di belakang saya,” akunya.

Dokter G juga mengaku, prosedur yang dilakukannya dalam menyuntik vaksin telah sesuai. Pertama, memanggil peserta vaksin untuk duduk dengan mengangkat lengan baju hingga setinggi bahu. Kemudian, melakukan disinfeksi membersihkan dengan alkohol swab di lokasi yang akan disuntikkan vaksin.

“Selanjutnya, mengambil spuit 0,5 cc di dalam box spuit yang diyakini sudah diisi vaksin sesuai dosis oleh perawat W. Kemudian, melakukan suntikkan vaksin secara intramuskular di daerah lengan kiri atas menggunakan spuit yang diambil (diyakini sudah berisi vaksin yang berada di belakang kursi) dan menyuntikkannya,” jelas dia.

Sementara itu, dokter G juga menyatakan, sudah ada pertemuan mediasi dengan pihak keluarga, sekolah dan pihak kepolisian keesokan harinya sekira pukul 17.00 WIB. Pertemuan dilakukan di ruang rapat sekolah yang juga dihadiri oleh kepala sekolah, guru-guru, vaksinator, perawat.

“Dalam pertemuan mediasi tersebut, telah diberikan penjelasan dan pemahaman bahwa apa yang disuntikkan benar adalah suntikan yang telah berisi vaksin yang telah diisi oleh Perawat W ke dalam spuit. Namun, apabila pihak keluarga masih belum yakin, dapat diberikan suntikan ulang kembali. Akan tetapi, pihak keluarga menolak untuk disuntik kembali karena sesuai pengakuan dan keyakinan dari penjelasan dokter dan perawat bahwa sudah benar dan diyakini suntikkan tersebut telah berisi vaksin dan telah disuntikkan. Jadi tidak diperlukan lagi suntikan ulang, dan keluarga menerima penjelasan serta klasifikasi tersebut,” tandasnya. (cbud)

Teks foto

Vaksin Covid-19. Ilustrasi

  • Bagikan