MEDAN (Waspada): Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumut meminta calon jamaah haji (Calhaj) mempersiapkan fisik yang sehat agar bisa menjalankan rangkaian ibadah haji sampai tuntas selama di Tanah Suci.
Selain ibadah haji merupakan ibadah fisik, kondisi cuaca di sana juga mengharuskan calhaj benar-benar prima.
Oleh karena itu, Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara (Kadiskes Sumut), drg Ismail Lubis (foto) mengaku, pihaknya terus memastikan terpenuhinya kondisi istithaah (kemampuan kesehatan jemaah haji untuk melakukan serangkaian aktivitas rukun dan wajib haji) melalui pembinaan dan pemeriksaan kesehatan mulai dari Kabupaten kota hingga ke embarkasi Medan.
“Untuk kesehatan jamaah haji ini kalau kita kan istithaah mulai dari Kabupaten sampai ke embarkasi Medan. Kalau pemeriksaan kesehatannya itu berada di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) sedangkan kita melakukan pembinaan dan pemeriksaan kesehatan di kabupaten kota,” ungkapnya kepada Waspada pada Minggu (5/6).
Ia juga mengatakan, pihaknya beberapa hari lalu sudah melatih jamaah haji melalui Kemenagsu sebagai penyelenggara haji.
“Di Arab Saudi kan sedang musim panas, makanya kita bina jamaah haji itu mulai dari Kabupaten dengan pendamping haji dan sebagainya. Maka, jamaah haji harus melakukan olahraga pagi, aktivitas fisik, istirahat yang cukup dan untuk di Tanah Suci banyak minum air putih untuk menghindari dehidrasi, menggunakan pakaian yang nyaman digunakan di musim panas, dan kalau bisa menggunakan pelembab agar kulit tidak kering karena cuaca panas,” jelasnya.
Memenuhi Syarat
Terpisah, Kasie P2PM ( Pencegahan & Pengendalian Penyakit Menular) Dinkes Sumut, dr Nora Violita Nasution mengatakan, adapun upaya yang sudah dilakukan oleh Dinkes Sumut untuk jamaah haji.
Di antaranya, jamaah haji harus memenuhi syarat semuanya, dari segi kesehatan berkoordinasi Dinas Kesehatan Kabupaten kota dengan para tenaga kesehatan haji (TKH), di mana para TKH ini melakukan pembinaan kepada jamaah haji baik promotif dan preventifnya.
“Jadi bagi jamaah yang tadinya memiliki risiko tinggi atau ada komorbit harus rajin memeriksakan diri kepada dokternya. Kemudian harus rajin minum obatnya. Kalau buat yang tidak sakit tetap dijaga kebugarannya, agar dia tetap bisa sehat sampai keberangkatan di embarkasi. Karena di embaraksi akan ada pemeriksaan lagi untuk menentukan calon jamaah haji itu layak terbang atau tidak,” tegasnya.
Lebih lanjut sebutnya, bisa juga pembinaan yang dilakukan Dinas Kesehatan yang berkoordinasi dengan TKH itu kerjasama dengan kemenang, misalnya pada saat pelaksanaan manasik haji dan kesehatan haji.
“Jika Kemenag-nya melakukan manasik haji, orang kesehatannya melakukan penyuluhan kesehatan. Baik tentang bagaimana menghadapi cuaca, makanannya yang pasti berbeda, bagaimana melakukan olahraga rutin, kemudian memberitahukan jangan memaksakan diri kalau cuaca panas sekali dan jangan lupa menggunakan alat pelindung diri (APD) karena ini katanya merupakan puncaknya cuaca panas,” katanya.
Sementara itu, saat ini Dinas Kesehatan Provinsi juga sedang mempersiapkan SK penetapan fasilitas kesehatan (faskes), Rumah Sakit atau laboratorium untuk tempat pemeriksaan PCR bagi jamaah haji.
“Itu sudah kami susun dan tinggal menunggu proses tandatangan dari Kadiskes Sumut. Nama daftar faskes sudah lengkap tinggal Kabupaten kotanya mengarahkan jamaah hajinya ke masing masing faskes yang sudah di tunjuk tadi,” jelasnya.
Ditambahnya juga semua status kesehatan jamaah haji terekam dalam KKJH ( Kartu Kesehatan Jemaah Haji) yang sudah diinput dalam aplikasi SISKOHATKES yang diimbaunya harus selalu dijaga oleh jamaah haji agar KKJH tidak hilang atau rusak. (cbud)
teks foto
Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara (Kadiskes Sumut), drg Ismail Lubis. Waspada/ist