MEDAN (Waspada)- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Medan mengejar target cakupan imunisasi. Pasalnya, sejak dilanda pandemi Covid-19, cakupan imunisasi menurun. Bahkan, terdapat kabupaten/kota di Sumut yang mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak-Rubella.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan Taufik Ririansyah melalui Kabid P2P Pocud Fatimah mengatakan, imunisasi rutin yang seharusnya dilakukan setiap tahun ternyata dua tahun terakhir ini mengalami penurunan. Dampaknya, ada KLB di beberapa daerah termasuk di Sumut.
“Sebelum pandemi terjadi, cakupan imunisasi ada sedikit penurunan. Hal ini lantaran adanya isu negatif tentang vaksin yang digunakan untuk imunisasi tersebut. Memang KLB ini bukan terjadi di Medan, tetapi karena cakupan imunisasi menurun karena fokus penanganan pandemi maka kita harus mengejar target capaiannya,” kata Pocud saat diwawancarai di kantornya baru-baru ini.
Pocud menjelaskan, ada 478 ribu anak yang menjadi target cakupan imunisasi dan ada dua hal yang perlu dilakukan. Pertama, yaitu dengan imunisasi campak-rubella untuk bayi berusia 9 bulan hingga anak 15 tahun. “Kita harus berikan vaksin lagi kepada semua sasaran tersebut, tanpa memandang status campak sebelumnya bagaimana. Artinya, kita mau melapisi lagi untuk mengeliminasi campak,” terangnya.
Disebutkannya, cakupan imunisasi campak tahun 2018, Sumut masuk 5 provinsi yang rendah cakupannya.”Karena rendah, maka kita dapat tugas dari pemerintah pusat. Sedangkan di Jawa dan Bali, lantaran cakupan imunisasinya tinggi maka mereka tidak lagi,” ucapnya.
Pocud mengharapkan, target cakupan imunisasi tahun ini dapat tercapai 95 persen. Dengan begitu, tahun depan tidak lagi terbebani persoalan cakupan imunisasi tersebut. “Cakupan imunisasi yang tinggi itu dapat menghilangkan penyakit. Makanya, ini harus dikejar,” ujarnya.
Hal kedua yang dilakukan, sambung Pocud, yaitu dengan imunisasi yang tidak lengkap. Artinya, melengkapi imunisasi yang belum lengkap terhadap anak usia 12 bulan sampai 2 tahun. Namun, kalau ada anak usia 5 tahun yang belum selesai imunisasinya maka juga diberikan kepadanya.
“Kita dikasih waktu untuk mengejar target cakupan imunisasi hanya satu bulan, mulai 18 Mei sampai 22 Juni 2022. Dengan waktu yang singkat tetapi tetap dikerjakan dengan serius, harapannya tidak ada lagi penyakit-penyakit yang diakibatkan karena tidak imunisasi,” tukas dia. (Cbud)