MEDAN (Waspada)): Biang keringat atau yang biasa dikenal dengan keringat buntat bukanlah penyakit serius, namun biang keringat dapat menghambat aktivitas keseharian karena sensasi gatal yang ditimbulkannya.
“Keringat buntat atau biang keringat terjadi karena kelenjar keringat tersumbat, tidak bisa keluar, sehingga terjadi ruam kulit, bentol-bentol kecil merah, gatal, kulit terasa lebih hangat,” kata Ketua Tim Kerja Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Kota Medan Edy Yusuf pada Kamis (19/9).
Edy Yusuf mengatakan biang keringat yang biasa terjadi pada bayi, Anak-anak karena sistem kelenjar keringat belum terbentuk dan kulit bayi belum bisa beradaptasi dengan perubahan suhu. Sedangkan pada orang dewasa disebabkan terutama dibagian tubuh yang rawan keringat terperangkap seperti leher, bahu, dada dan lipatan kulit yang sering bergesekan dengan pakaian.
Lanjutnya penyebab lainnya juga disebabkan produksi keringat berlebih, ada sel kulit mati yang menyumbat pori-pori, perubahan hormon saat menstruasi pada wanita, kelenjar keringat yang tertutup oleh folikel rambut dan bahan pakaian yang tidak menyerap keringat dan ketat.
“Keringat buntat umumnya tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya dalam 2-3 hari, namun dapat dicegah secara mandiri dirumah,” tegasnya.
Berikut tips mengatasi biang keringat.
- Pastika suhu kulit dingin dengan kipas angin atau ac.
- Gunakan pakaian bahan katun karena menyerap keringat dan tidak tebal, ketat dan berbahan sintetis.
- Gunakan pakaian yang longgar agar terjadi sirkulasi udara
- Oleskan pasta oatmeal pada keringat buntat secara merata.
- Pakai oles daging lidah buaya sebagai pendingin pada kulit yang merah atau gatal.
- Hindari kosmetik yang berbahan minyak
- Pakai lotion kalamin
- pakai bedak talag dll.
“Kondisi ini tidak berbahaya dan tidak menular yang penting warga harus menjalankan pola hidup dengan prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS),” ucapnya.
Sementara itu, saat ini di Kota Medan karena cuaca berubah-ubah, banyak warga keluhkan mengalami penyakit kulit ini dan kebanyakan lebih memilih membeli obat di apotek daripada ke fasilitas kesehatan karena dinilai penyakit ringan. (Cbud)
llustrasi