MEDAN (Waspada) : Pelantikan Muhammad Redha Valevi sebagai ketua Pengadilan Agama Tebing Tinggi yang baru, berlangsung khidmad. Dilantik di Pengadilan Tinggi Agama Medan, Kamis (17/4) mantan ketua Mahkamah Syar’iyah Jantho resmi mengemban tugas baru.
Sebagai Ketua Pengadilan Agama Tebing Tinggi, Redha dilantik oleh Ketua PT Agama Medan, Abdul Hamid Pulungan. Prosesi pelantikan sekaligus serah terima jabatan Ketua PA Tebing Tinggi ini berlangsung di ruang serbaguna, Pengadilan Tinggi Agama Medan, jalan Kapten Sumarsono, Medan Helvetia.
Prosesi pelantikan diawali dengan penandatanganan berkas pengesahan Redha sebagai ketua PA Tebing Tinggi, kemudian dilanjutkan serah terima berkas oleh Ketua PA Tebing tinggi sebelumnya, diakhiri dengan penyematan kalung Cakra oleh Ketua PT Agama Medan kepada Redha.
Dalam sambutannya, Ketua PT Agama Medan, Abdul Hamid menyampaikan tugas yang akan diemban Redha kedepannya, termasuk mencapai predikat Wilayah Bebas Korupsi (WBK) di Pengadilan Agama Tebing Tinggi nantinya.
Redha menyampaikan rasa syukur atas kepercayaan yang diberikan kepadanya, dia mengaku siap untuk mengemban tugas baru.
“Alhamdulillah saya mendapat kepercayaan dari pimpinan untuk bertugas sebagai Ketua Pengadilan Agama Tebing Tinggi. Kedepannya saya akan berusaha menjalankan tugas, sesuai dengan perintah KPTA tadi, kami diminta untuk mewujudkan Pengadilan Agama Tebing Tinggi yang mendapatkan predikat Wilayah Bebas Korupsi (WBK) juga mewujudkan hak masyarakat dalam mencari keadilan,” ucap Redha kepada waspada.id usai pelantikan, Rabu (17/4).
Redha mengungkapkan, pada periode awal dia akan berusaha menyesuaikan diri terlebih dahulu dengan kolega baru nya di PA Tebing Tinggi, baru kemudian mengamati dan mengakselerasi pencapaian yang akan dituju.
“Ya, para prinsipnya, saya pertama menyesuaikan diri ya, selanjutnya baru melihat, mengamati, kemudian mengakselerasi berdasarkan perintah KPTA tadi, dan insyaAllah saya bersama teman-teman di PA Tebing Tinggi untuk mewujudkan pengadilan agama Tebing Tinggi yang mendapatkan prestasi wilayah bebas korupsi,” tukasnya.
Selain itu, Redha pun berkomitmen untuk mewujudkan Pengadilan Agama Tebing Tinggi yang diusulkan salah satu sebagai wilayah zona integritas dan Wilayah Bebas Korupsi.
“InsyaAllah saya akan melaksanakan semampunya, mengupayakannya, memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, dan memberikan pelayanan yang partisipatif, hukum yang penuh dengan restoratif justice untuk mewujudkan keadilan yang hakiki bagi manusia,” ungkapnya.
Redha sempat mengutip perkataan guru besar Hukum, Profesor Sajid Tora Harjo, yang mengatakan, manusia itu bukan untuk hukum tapi hukum untuk manusia.
“Artinya apa, di zaman yang modernisasi ini, apalagi milenial, dengan gen Z ini, pengadilan itu harus bijak melihat apa yang dibutuhkan masyarakat, bukan apa yang dibutuhkan oleh pengadilan. Saya kira demikian,” jelasnya.
Selanjutnya, mantan ketua Mahkamah Syar’iyah Jantho ini pun berencana untuk menaikkan level PA Tebing Tinggi di ranking Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP), dengan cara meningkatkan kinerjanya bersama kolega di sana.
Hal ini penting, karena SIPP sendiri menjadi tolok ukur yang menjadi patokan bagi pimpinan Redha di Mahkamah Agung.
“Yang kedua, kita akan mengejar supaya Tebing Tinggi mendapatkan predikat dalam Wilayah Zona Integritas, yaitu Wilayah Bebas Korupsi. Yang ketiga, mewujudkan tim yang kompak, kantor ini ibarat tempat yang nyaman, seperti kata hadis nabi, jadi sesama orang Islam itu harus kompak,” imbuh Redha.
Mengenai kekompakan ini, tampaknya Redha memang sudah membuktikannya. Pasalnya, saat pelantikannya kali ini puluhan koleganya di Mahkamah Syar’iyah Jantho ikut menemani dan mengantarkan Redha ke Medan.
Suasana akrab pun tampak begitu pelantikan usai, baik keluarga maupun kolega yang jauh-jauh datang dari Aceh berebut mengabadikan momen penting bagi Redha. Bak melepas teman baik mereka bergantian ber-selfie dengannya.
“Saya coba membangun mereka seperti keluarga, saya nggak memanggil dengan nama jabatan, saya memanggil dengan abang, kakak, bertujuan biar tidak ada gap yang memisahkan di antara kita, kita kompak, kita bekerja memberikan pelayanan. Bekerja juga sebagai bentuk ibadah kita dalam muamalah dengan Allah dan muamalah dengan manusia. Inilah yang saya terapkan, bahwa kami ini tidak pernah saling sikut, tidak pernah saling menjatuh-menjatuhkan, berdiri sama tinggi, duduk sama rata, berjalan secara selaras dan sinergi,” beber Redha.

Berangkat Dengan Restu Sang Ibu
Muhammad Redha Valevi, pria kelahiran Simpangulim, Aceh Utara tahun 1985 ini lahir dari rahim Mahmuni. Merupakan anak ke-dua dari lima bersaudara.
Sang ibu, Mahmuni turut mengantarkan anaknya pada acara pelantikan Redha menjadi Ketua Pengadilan Agama Tebing Tinggi. Datang bersama rombongan dari Aceh, raut bangga tampak kentara di wajahnya.
Redha yang berlatarbelakang aktivis lulusan dari IAIN Ar-Raniry ini, menurut sang ibu memang sudah memiliki sifat penyayang sedari kecil.
Tak lupa, Mahmuni menyelipkan doa bagi Redha untuk menjalankan tugas baru kedepannya.
“Alhamdulillah saya merasa senang sekali. Doa terbaik untuk abang. Memang penyayang kali dia, sukses. Harapan kami yang terbaik untuk masa depannya. Doa terbaik untuk anak-anak kami,” pungkasnya. (Adn)