Scroll Untuk Membaca

Medan

Debat Perdana Capres 2024 Belum Melahirkan Ide Brilian

Debat Perdana Capres 2024 Belum Melahirkan Ide Brilian

MEDAN (Waspada): Debat perdana tiga calon presiden (capres) Indonesia tahun 2024, belum memunculkan gagasan baru. Paparan ketiga capres masih sebatas retorika belum melahirkan jawaban yang substantif. Ide brilian belum muncul.

“Bahkan cenderung saling mengas dan sindir satu dengan yang lain. Belum muncul ide-ide baru, masih narasi-narasi lama yang tersaji, ” demikian catatan pengamat politik Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Dr. Arifin Saleh Siregar usai menyaksikan debat perdana Capres 2024 Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo yang disiarkan langsung televisi, Selasa (13/12) malam.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Debat Perdana Capres 2024 Belum Melahirkan Ide Brilian

IKLAN

Debat perdana digelar KPU tersebut mengangkat tema pemerintahan, hukum, hak asasi manusia, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, pelayanan publik, dan kerukunan warga.

Rangkaian debat diawali penyampaian visi dan misi dari setiap capres sesuai nomor urut.

Arifin Saleh Siregar mengatakan, begitu debat dimulai sudah saling serang, saling gas, saling tohok. Sayangnya bahan atau materi serangan yang dipergunakan terlalu miskin data dan tidak lengkap. Mungkin karena keterbatasan waktu yang diberikan. Di sisi lain, gagasan yang diharapkan belum muncul. Kalaupun ada, belum lengkap juga tidak konkrit.

“Jadi yang tersaji adalah masing-masing calon menyerang dan menggas calon lainnya. Teresa mereka lupa menyajikan gagasan ,” katanya. Dalam sesi ini, yang juga menonjol adalah romantisme ketika memimpin atau menjabat sebagai gubernur

Selain itu, katanya, teknis pelaksanaan debat, sub topik terlalu melebar dan pertanyaan terlalu banyak. Seharusnya jawaban pertanyaan masih bisa diperpanjang, di kejar, tapi belum ke sana sudah ganti pertanyaan yang lain.

Satu topik, misalnya penanganan korupsi masih menarik untuk dielaborasi, dieksplor sehingga muncul gagasan-gagasan baru. Eh, .tapi hal itu belum terjadi topik/pertanyaan sudah ganti ke soal demokrasi.Begitu juga terkait, demokrasi masih menarik dan masih bisa dielaborasi, tapi sudah ganti pertanyaan ke soal hukum dan kehakiman.

Menurutnya, debat lebih kepada gas-gasan bukan adu gagasan, debat ini juga masih sebatas retorika. Tanya jawab seperti dalam diskusi atau panggung seminar. Belum muncul ide-ide brilian. Malah kadang masih muncul baper. Jawaban-jawaban yang disampaikan pun masih normatif. Malah kesannya asal jawab, karena yang disampaikan tidak ada yang baru. Berulang-ulang dan selama ini pun, hal itu sudah muncul.’

“ Untuk sebuah hiburan, debat ini mungkin bisa dikatakan tergolong berhasil, karena sering memancing geer, senyuman, baper, dan ketawa. Ke depan, masing-masing tim harus bisa memperkaya capresnya sehingga mampu menyampaikan jawaban-jawaban yang lebih substansi, tidak di awang-awang atau terukur,” sarannya.

Dia mengatakan, pertanyaan antar capres juga sebaiknya ebih kepada gagasan ke depan, bukan lagi soal kekurangan atau soal kepemimpinan di masa lalu. Untuk penyelenggara, seharusnya mengurangi sub tema. Cukup fokus kepada topik tertentu yang dianggap krusial dan penting dan inilah yang dielaborasi dalam waktu yg relatif panjang.

Arifin Saleh juga tidak menampik, jika ada capres yang dapat menggambarkan bagaimana isi dari debat tersebut. Menurutnya, diantara mereka ada yang bisa menyatakan rasionalitas dan filosofi hukum. Juga ada yang hanya menggambarkan retorika.

Secara substansi hukum ketiga capres menginginkan Indonesia adalah negara hukum yang akan mengatur kekuasaan. Ia mengakui, debat cukup seru, dimana para capres tidak ragu untuk saling serang dan sindir terkait topik-topik sensitif. “Kita berharap siapapun yang nanti menang, dapat membawa Indonesia lebih baik, lebih adil, dan mampu mensejahterakan rakyat,” tutup Dekan FISIP UMSU tersebut. (m19)

Teks

Pengamat politik Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Dr. Arifin Saleh Siregar.

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE