MEDAN (Waspada): Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Medan belum menunjukkan angka yang menggembirakan karena ada saja masyarakat tercatat mengalami DBD dan paling banyak adalah usia anak-anak.
Catatan Dinas Kesehatan Kota Medan hingga April 2023, Jumlah Kasus DBD mencapai 437 kasus.
“Kebanyakan anak-anak yang terjangkit DBD ini, bahkan saat ini catatan kita di 21 kecamatan yang ada di Kota Medan itu starusnya endemis dimana setiap tahunnya masih terus ada kasus DBD,” Jelas Kepala Seksi P2PM, Edy Yusuf SKM MKM kepada Waspada Jumat (26/5).
Kasus terbanyak itu ada di 6 Kecamatan diantaranya Medan Johor, Helvetia, Belawan. Penyebabnya hampir rata-rata karena warganya malas melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di lingkungan tempat tinggalnya.
“Kalau tahun lalu pada saat musim hujan banyak genangan air, genangan inilah tempat berkembang biaknya nyamuk Aides. Semua kasus memang kita fooging, tapi yang paling efektif itu mengantisipasi agar tidak terjangkit DBD adalah PSN. Harus rutin itu dilakukan. Kita lihat Warga Medan ini suka menyimpan barang bekas jadi kalau hujan jadi tempat genangan air,” tegasnya.
Edy Yusuf SKM MKM mengatakan Warga harus waspada terhadap kasus DBD ini. Untuk itu Warga harus mengenali tanda-tandanya atau gejalanya.
“Untuk mencegah ini warga harus melakukan 4 M plus, menguras, menutup, mengukur dan memantau. Warga juga harus tau tanda-tanda panas tinggi mulai 2 sampai 7 hari, nyeri perut, pendarahan pada bintik bintik merah di kulit, mimisan, gusi berdarah, muntah darah dan bab darah dan tanda-tanda lainnya kulit dingin, lemah, dan tidak sadar,” ujarnya.
Ia meminta, selain 4 M itu, Warga juga harus memperhatikan air dalam vas bunga, air pada minuman burung harus diganti seminggu sekali. Begitu juga hindari menggantung pakaian baik di dalam rumah maupun luar rumah. (Cbud)