Scroll Untuk Membaca

Medan

Dari Kebun Krisan Hingga Minuman Siap Saji, Inovasi Baru Desa Binaan USU

Dari Kebun Krisan Hingga Minuman Siap Saji, Inovasi Baru Desa Binaan USU

MEDAN (Waspada): Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (USU) kembali menunjukkan langkah nyata dalam pengembangan potensi lokal melalui program pengabdian masyarakat Desa Binaan yang didukung oleh Lembaga Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) Universitas Sumatera Utara.

Bertempat di Desa Raya, Kabupaten Karo, tim yang dipimpin oleh Prof. Dr. Ir. Elisa Julianti, M.Si dengan koordinator Syahira Addina S.Pi, M.Si melakukan terobosan baru dengan mengembangkan produk teh bunga krisan siap minum (Ready to Drink/RTD).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Dari Kebun Krisan Hingga Minuman Siap Saji, Inovasi Baru Desa Binaan USU

IKLAN

Desa Raya telah lama dikenal sebagai penghasil bunga krisan terbesar di Kabupaten Karo. Kondisi geografis dan iklim yang ideal untuk budidaya bunga krisan, desa ini telah menjadi pusat produksi yang mensuplai bunga krisan ke berbagai wilayah di Sumatera Utara dan sekitarnya. Potensi inilah yang menjadi salah satu pertimbangan utama USU dalam menetapkan Desa Raya sebagai desa binaan.

Program pengembangan teh bunga krisan RTD ini merupakan kelanjutan dari serangkaian program pengabdian masyarakat yang telah dilakukan sebelumnya di BUMDes Arih Ersada. “Sebelumnya, kami telah melakukan berbagai program pengabdian masyarakat di sini, termasuk pengembangan teh bunga krisan celup dan pengembangan agrowisata,” ungkap Prof. Elisa.

“Kegiatan-kegiatan tersebut telah membantu membangun fondasi yang kuat untuk pengembangan produk-produk berbasis krisan di desa ini.” Ungkapnya baru-baru ini.

BUMDes Arih Ersada sendiri telah menjadi pusat kegiatan pengembangan produk berbasis krisan dan agrowisata yang menarik banyak pengunjung. Berbagai program pengabdian masyarakat yang telah dilakukan sebelumnya telah membantu mengembangkan kapasitas masyarakat dalam pengolahan bunga krisan dan pengelolaan wisata berbasis pertanian.

“Ketika kami melakukan survei awal untuk program RTD ini, kami melihat bahwa pengembangan produk sebelumnya seperti teh celup telah memberikan dampak positif bagi masyarakat. Hal ini mendorong kami untuk mengembangkan inovasi baru dalam bentuk teh siap minum,” tambah Syahira Addina.

Program pengabdian masyarakat ini tidak hanya sekadar memberikan bantuan peralatan, tetapi juga didasari oleh penelitian mendalam tentang manfaat dan potensi bunga krisan.

“Riset kami menunjukkan bahwa bunga krisan mengandung berbagai senyawa bioaktif yang bermanfaat bagi kesehatan, termasuk antioksidan dan senyawa anti-inflamasi. Pengembangan produk teh RTD ini merupakan cara untuk mengoptimalkan manfaat tersebut sekaligus menciptakan nilai tambah ekonomi,” jelas Prof. Elisa Julianti.

Pelaksanaan program yang berpusat di BUMDes Arih Ersada ini mencakup berbagai aspek pengembangan produk. Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Pertanian USU memberikan bantuan alat pengemasan teh RTD dan melakukan transfer teknologi secara komprehensif, mulai dari proses pemilihan bahan baku, pengolahan, hingga strategi pemasaran.

“Kami sangat mengapresiasi konsistensi Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Pertanian USU dalam mendampingi pengembangan produk di desa kami. Mulai dari pengembangan teh celup, agrowisata, hingga kini teh RTD, semuanya dilakukan secara berkesinambungan dan terencana,” ujar Kepala BUMDes Arih Ersada. “Dengan adanya mesin pengemasan modern ini, kami optimis dapat menghasilkan varian produk baru yang tidak hanya berkualitas tetapi juga memiliki daya saing di pasaran.”

Keunikan program ini juga terletak pada keterlibatan aktif mahasiswa KKNT Program Studi Teknologi Pangan USU. Para mahasiswa tidak hanya membantu dalam aspek teknis, tetapi juga berperan dalam edukasi masyarakat tentang standar keamanan pangan dan praktik manufaktur yang baik.

Program ini telah menunjukkan dampak positif yang melengkapi kesuksesan program-program sebelumnya. Selain menciptakan diversifikasi produk dari bunga krisan, kegiatan ini juga semakin memperkuat posisi Desa Raya sebagai sentra pengembangan produk berbasis krisan. “Sekarang kami memiliki beragam produk, dari teh celup, agrowisata, hingga teh RTD. Ini membuat sumber pendapatan kami semakin beragam,” ungkap Direktur BUMDes Arih Ersada, Karya Jaya Ginting.

Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Pertanian berkomitmen untuk terus melakukan pendampingan dan monitoring terhadap keberlanjutan program ini, sebagaimana telah dilakukan pada program-program sebelumnya. Evaluasi rutin akan dilakukan untuk memastikan standar kualitas produk terjaga dan pengembangan usaha berjalan sesuai rencana. (Cbud)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE