Scroll Untuk Membaca

Medan

Dari Daging Kurban Dompet Dhuafa, Zambiah Tak Lagi Makan Nasi Dengan Air Gula

ZAMBIAH, warga Desa Jaring Halus, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat sabgat terharu bisa menikmati daging kurban Dompet Dhuafa Waspada. Waspada/Ist
ZAMBIAH, warga Desa Jaring Halus, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat sabgat terharu bisa menikmati daging kurban Dompet Dhuafa Waspada. Waspada/Ist

MEDAN (Waspada): Menyantap nasi dengan air ditambah gula bukan hal yang langka dilakukan Zambiah. Ia bersama keluarga kerap menjadikan menu itu sebagai menu sehari-hari mereka. Bukan tanpa alasan, karena Zambiah memang tidak ada pilihan lain selain memilih menyantap nasi dengan air gula.

Di satu hari, tepatnya saat Hari Raya Idul Adha, disitulah Zambiah beserta keluarga bisa absen tidak makan bermenu nasi air gula melainkan olahan daging kari yang diterima dari hasil kurban Dompet Dhuafa Waspada.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Dari Daging Kurban Dompet Dhuafa, Zambiah Tak Lagi Makan Nasi Dengan Air Gula

IKLAN

Zambiah, warga Desa Jaring Halus, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat ini memang merasa terharu bisa menikmati daging kurban kala itu. “Haru rasanya adik-adik bisa hadir dari Dompet Dhuafa ke rumah saya untuk antarkan daging ini. Kami hari ini makan daging. Dagingnya saya mau olah dengan bumbu kari,” tuturnya.

Zambiah juga mulai bercerita bagaimana kurban di desanya begitu dinanti oleh warga di sana. “Di sini memang sebagian besar ya nelayan, kami jarang ada pekurban. Makanya, kalau ada datang kurban ke sini kami senang sekali,” ucap Zambiah.

Jika di lihat dari suasana rumah Zambiah yang terbuat dari kayu di atas endapan lumpur memang menunjukkan keadaan yang sebenarnya. Sekilas dapat dikatakan bahwa kondisi rumah Zambiah jauh dari kata layak dengan lantai papan yang bergoyang ketika kaki melangkah serta cahaya matahari masuk melewati lubang-lubang dinding kayunya. Belum lagi atap yang selalu bocor ketika hujan menerpa menambah keprihatinan Zambiah dan keluarga.

Zambiah hanya satu dari keluarga yang mungkin luput dari perhatian saat hari raya kurban. Bagaimana tidak? sebagian besar kurban memang hanya diselenggarakan di kota dengan para pekurban yang terbilang banyak.

Menyahuti hal ini, Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Waspada, Sulaiman MH kepada Waspada di Medan, Jumat (14/6) menyebutkan setiap tahunnya pada pelaksanaan kurban Dompet Dhuafa lebih dulu memilih lokasi pelaksanaan kurban dengan kriteria minim pekurban atau bahkan tidak pernah ada kurban.

Upaya tersebut dilakukan agar sejalan dengan misi Tebar Hewan Kurban (THK) yakni mendistribusikan hewan kurban hingga daerah pelosok dengan tujuan pemerataan distribusi hewan kurban.

Dalam pelaksanaannya pun, kata Sulaiman, Dompet Dhuafa memegang value sebagai landasan dilaksanakannya Tebar Hewan Kurban (THK) di berbagai daerah.

Berikut ini beberapa hal yang diperhatikan oleh Dompet Dhuafa sebelum dilaksanakan kurban.

  1. Pengadaan Hewan Kurban THK Memenuhi Standar dan Mutu Kualitas

Penilaian standar mutu yang digunakan dalam proses pengadaan dan pendistribusian hewan ternak oleh mitra peternak pemberdayaan kurban (PP-Kurban) THK terdiri dari beberapa parameter sesuai kriteria yang ditentukan. Penilaian mutu terdiri dari 4 parameter yakni bobot hidup, kesehatan dan fisik, pelaksanaan pemotongan, dan tepat sasaran.

Pertama, pada bobot hidup, kriteria mutu yang ditetapkan untuk domba dan kambing jenis standar kisaran 23 hingga 25 kilogram. Untuk domba dan kambing jenis premium, kisaran hingga 29 hingga 33 kilogram. Sedangkan untuk sapi, kisaran hingga 250-300 kilogram (lumus lingkar dada).

Kedua, terkait kesehatan dan fisik, kriteria mutu yang ditetapkan adalah hewan kurban tidak cacat, lepas gigi khusus kambing dan sapi, serta jantan.

Ketiga, dalam pelaksanaan pemotongan hewan kurban, kriteria mutu yang ditetapkan oleh Program THK Dompet Dhuafa adalah cara dan pemotongan yang dilakukan haruslah sesuai syar’i yang ditetapkan dalam Islam. Pengambilan foto pelaksanaan kurban, serta pelaporan tepat waktu kepada para pekurban yang sudah berkurban melalui Dompet Dhuafa. Keempat, yakni tepat sasaran. Sasaran distribusi adalah wilayah miskin. Selain itu, calon penerima manfaat adalah masuk kategori masyarakat yang kurang mampu.

  1. Pengendalian dan Pengontrolan mutu hewan kurban THK oleh Tim QC Dompet Dhuafa

Dalam pelaksanaan kurban, Dompet Dhuafa merekrut Tim pelaksana pengendalian mutu (quality control) QC memiliki beberapa tugas dalam menjalankan amanahnya sebagai QC. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan dan pelayanan THK mulai dari fase pengadaan sampai pemotongan yang syar’i kepada pekurban maupun masyarakat penerima manfaat.

Tugas seorang QC di antaranya: Pertama, melakukan pemantauan, pengontrolan, dan pengecekan kondisi kesehatan dan bobot calon hewan kurban sebelum hari H berdasarkan pembagian zona wilayah mitra kurban.

Kedua, pengecekan dan verifikasi lokasi pendistribusian dan calon penerima manfaat. Ketiga, pemantauan proses penyiapan dan pelaksanaan pemotongan hewan kurban. Keempat, pelaporan, pendokumentasian, evaluasi, dan rekomendasi.

Melalui keunggulan dan keistimewaan yang dimiliki program Tebar Hewan Kurban (THK) Dompet Dhuafa di atas, tentunya, masyarakat sangat berharap, lembaga kemanusiaan seperti Dompet Dhuafa dapat menebar manfaat dengan melakukan pendistribusian hewan kurban secara merata kepada seluruh masyarakat yang membutuhkan. Dengan begitu, seluruh masyarakat mampu merasakan manfaat hari raya kurban dan ikut melaksanakan ibadah kurban, turut berlomba dalam sebuah kebaikan.

Yuk! tumbuh bersama demi kemaslahatan umat dengan kurban di Dompet Dhuafa.(m29)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE