Dari 41 Puskesmas Di Kota Medan, 2 Belum TerakreditasiKadiskes: Sudah Kita Ajukan Akreditasi

  • Bagikan
Dari 41 Puskesmas Di Kota Medan, 2 Belum TerakreditasiKadiskes: Sudah Kita Ajukan Akreditasi

MEDAN (Waspada): Dari 41 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang tersebar di Kota Medan, 2 di antaranya belum mendapatkan akreditasi dari Kementerian RI.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan dr. Taufik Ririansyah (foto) mengatakan 2 Puskesmas yang belum terakreditasi itu yakni Puskesmas Sicanang dan Rengaspulau.

“Belum Terakreditasi karena puskesmas itu masih pengembangan atau baru, kemarin saat Covid-19 aktivitas akreditasi tertunda jadi ini selesai covid kita ajukan kembali akreditasinya,” katanya saat ditemui diruangannya pada Sabtu (5/8).

Taufik Ririansyah menjelaskan bahwa Puskesmas penting memiliki akreditasi untuk mengetahui mutu dan Standart pelayanannya.

“Pentingnya akreditasi adalah peningkatan mutu agar Standard layanan sesuai dengan ketentuan. Sama seperti rumah sakit, kampus wajib akreditasi. Karena kalau tidak memiliki akreditasi maka akan turun gradenya,” tegas Taufik.

Taufik mengaku untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, pihaknya akan terus meningkatkan mutu dan kualitas Puskesmas dengan mengikuti zaman digitalisasi dan terus melatih para tenaga kesehatan Di Puskesmas seperti yang dilakukan baru-baru ini.

“Kita harus meningkatkan pelayanan kita ini berbasis digitalisasi. Untuk menuju digitalisasi itulah kita melakukan persiapan di Puskesmas. Sekarang kami harus berinovasi. Kita sudah melakukan workshop misalnya service excellence yang tujuannya agar pelayan masyarakat mampu memberikan komunikasi yang efektif kepada masyarakat,” ucapnya.

Komunikasi yang dimaksudnya yakni para petugas puskesmas harus faham bahwa masyarakat yang datang adalah membutuhkan pelayanan. Terkadang emosi masyarakat muncul karena ketidaktahuannya sehingga si petugas dalam hal ini bisa menerima agar tidak terjadi gesekan antara petugas dengan pasien.

Taufik Ririansyah bahkan menyebutkan Puskesmas itu adalah pusat kesehatan masyarakat beda dengan rumah sakit jadi lebih banyak di Puskesmas itu bukan pengobatan tetapi promotif dan preventif.

“Program di Puskesmas kebanyakan penyuluhan, sosialisasi, memberi ajar tentang stigma kesehatan. Bagaimana berperilaku hidup sehat dan bagaimana menjaga diri supaya mempertahankan kesehatannya baik lingkungan maupun dirinya sendiri. Ke depan kearah ini Puskesmas akan kami arahkan supaya balik ke tupoksi awalnya bahwa Puskesmas harus lebih ke arah promotif dan preventifnya,” tegasnya.

Dengan ini ia berharap akan dapat melihat hasilnya di hilir, yaitu orang yang berobat. Semakin sedikit yang berobat katanya, artinya menunjukkan derajat kesehatan semakin baik. (cbud)

Teks

Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan dr. Taufik Ririansyah




Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *