MEDAN (Waspada): Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Tabagsel, Marwan Ashari Harahap (foto), berpendapat, Dalihan Natolu adalah kearifan para leluhur dan nenek moyang Tabagsel, sehingga harus terus dilestarikan.
Hal itu disampaikan Marwan dalam acara Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Forum Masyarakat Dalihan Natolu (Formadana) di Aula Sopo Godang Jalan Sei Petani Medan, Rabu (21/12).
Acara dipandu moderator Dr. Arifin Saleh Siregar, M. Basir Hasibuan dari diknas Pemprovsu, Ketua Formadana, Abdul Rahim Siregar, ST, MT, dan akademisi DR. Hendrik Harahap. Hadir Sekretaris Formadana Febri Dalimunthe, elemen masyarakat Tabagsel, dll,
Menurut Marwan, Dalihan Natolu adalah kearifan para leluhur dan nenek moyang Tabagsel.
“Ini sebuah tuntunan dan Poda, yang mengatur pola hubungan dan tata laksana dalam hubungan sosial kemasyarakatan Tabagsel, ” katanya.
N0namun lebih jauh dari itu, bahwa Dalihan Natolu juga adalah butir-butir maupun nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
“Jadi orang Tabagsel itu Pancasilais. Oleh karenanya, orang Tabagsel bisa hidup harmonis dan selaras hidup berdampingan dengan semua suku-suku bangsa Indonesia,” sebutnya.
“Luar biasa leluhur Tabagsel, sudah memiliki nasionalisme, jauh sebelum Indonesia merdeka,” tandasnya.
Ketua Forum Masyarakat Dalihan Natolu (Formadana) Abdul Rahim Siregar menyebutkan, kegiatan diskusi digelar bertujuan semakin memperkuat persatuan dan kesatuan masyarakat dan tokoh adat Tabagsel.
Kegiatan kali membahas ini akan memilih 150 tokoh yang diharapkan memberi kontribusi untuk pembangunan di Sumatera Utara. (cpb)