
Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi – Hasan Basri Sagala saat mendaftarkan diri sebagai peserta pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2024 ke Kantor KPU Sumatera Utara di Medan, Kamis (29/8/2024). Waspada/Dokumentasi
JAKARTA (Waspada) : Masyarakat perantau asal Sumatera Utara (Sumut) diminta tidak melupakan kampung halaman, tetapi senantiasa menggelorakan, mengedukasi, dan bergerilya Masipature Hutanabe atau Martabe hingga kepada kaum milenial untuk peduli membenahi kampung halaman masing-masing.
“Masipature hutanabe harus terus digerakan dalam setiap derap pembangunan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat dan kelanjutan pembangunan semua sektor yang adil, merata dan dirasakan serta bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat Sumut,” ungkap Calon Wakil Gubernur Sumut (Cawagubsu) Hasan Basri Sagala memulai “Gerilya Martabe” melalui percakapan video call WhatsApp dengan Hasriwal AS, Wartawan Waspada Jakarta, Minggu (15/9/2024) malam.
Hal tersebut dilakukan Hasan Sagala sebagai bentuk kepedulian dan ajakan kepada masyarakat perantau asal Sumut di mana pun berada untuk tetap menggelorakan semangat “Martabe” yang dipopulerkan Gubernur Sumut ke-13, Letnan Jenderal TNI (HOR) (Purn) H. Raja Inal Siregar yang menjabat dua periode (13 Juni 1988 – 15 Juni 1998).
Putra Kota Pinang, Labuhanbatu Selatan, kelahiran 10 Juni 1977, merupakan alumni SMAN 1 Kota Pinang dan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Medan, mengatakan ajakan Martabe ini bukan basa basi apa lagi sekedar lips service karena Pilkada.
Tapi lebih dari itu, ia bersama Cagubsu Edy Rahmayadi juga giat mengedukasi pendidikan politik bagi generasi milenial untuk meningkatkan partisipasi masyarakat politik.
“Pada masa Pikada, gerilya Martabe juga merupakan gerakan mengedukasi meningkat partisipasi masyarakat, termasuk pendidikan politik bagi kaum milenial. Mengedukasi milenial Sumut untuk berpartisipasi menyampaikan pesan pesan moral politik melalui keluarga, sekolah, dan media sosial,” ucap mantan Ketua Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII).
Politisi muda yang dipasangkan dengan Edy Rahmayadi diusung partai politik, PDI Perjuangan, Hanura, Partai Gelora, PKN, Partai Ummat, dan Partai Buruh, mengatakan terus “bergerilya” dengan berbagai cara mengajak masyarakat perantau asal Sumut untuk Martabe.
“Salah satu gerilya Martabe dengan menelpon para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan mahasiswa serta milenial yang berada diperntauan untuk rembuk peduli kampung halaman sebagaimana dicita-citakan para pendahulu kita melalui program Martabe. Karena keterbatasan waktu dan jarak untuk bertemu langsung secara fisik, tapi visi misi untuk membangun Sumut bermatbatat dapat tersampaikan dengan memanfaatkan teknologi seperti video call,” tuturnya.
Sementara, semasa menjabat Gubernur Sumut (2018-2023), Edy Rahmayadi, tiap kali bertemu masyarakat Sumut di perantauan dari Sabang sampai Papua mendengungkan dan mengajak Marsipature hutanabe.
“Marsipature hutanabe, ayo kita benahi kampung kita, sehebat apapun kita di rantau, tidak hebat kalau tidak bisa membangun kampung halaman sendiri. Balik lah ke kampung, ayo berkontribusi bagi daerah masing-masing, biar maju Sumut kita,” ajak Edy Rahmayadi saat bertemu masyarakat Sumut perantauan di Provinsi Papua, di Kota Jayapura, pada Kamis (14/10/2021) lalu. (j01)