MEDAN, (Waspada); Badan Pengelola Riset dan Inovasi (BPRI) Universitas Sumatera Utara (USU) bersama dosen Fakultas Farmasi USU merilis produk inovasi, Tinted Suncreen++ With Centella Asiatica Ekstrak dan Olea Europaeaz dengan memiliki SPF yang tinggi (>50).
Produk ini merupakan hasil dari program “Hibah Komersialisasi Produk Inovasi” yang dilaksanakan sejak September hingga Desember 2024. Langkah ini menjadi bukti nyata komitmen USU dalam mendorong inovasi civitas akademika USU, serta mengembangkan hasil riset menuju tahap komersialisasi bernilai ekonomi.
Program tersebut diketuai Prof Dr Julia Reveny, M.Si, Apt, dengan anggota Hafid Syahputra, S.Farm, M.Si, Apt dan Prof Dr, dr Nelva Karmila Jusuf, Sp.KK (K), FINSDV, FAADV, serta mitra peneliti PT Stara Bintang Surya dan melibatkan tiga mahasiswa Fakultas Farmasi USU sebagai bagian dari pembelajaran berbasis produk.
Penelitian talenta skema penelitian pengembangan ini, dipastikan mengikuti setiap tahapan program yang berjalan sesuai target. Mulai dari proses penelitian, pengembangan produk, persiapan komersialisasi hingga tahap komersial.
Program ini bertujuan menjembatani hasil penelitian dan pengabdian dosen dengan kebutuhan masyarakat, khususnya dibidang kecantikan dan perawatan kulit. Dengan menggunakan bahan baku lokal dengan memanfaatkan ekstrak daun pegagan (Centella asiatica) dan olive oil (Olea europaea fruit) menjadi produk sunscreen yang aman digunakan diberbagai kalangan dan jenis kulit.
Dipaparkan Prof Dr Julia Reveny, M.Si, Apt, sunscreen atau juga yang dikenal dengan tabir surya adalah produk perawatan kulit yang berfungsi untuk melindungi kulit dari pengaruh sinar UV dari matahari yang dapat merusak kulit. Untuk cuaca di Indonesia yang lebih banyak terkena sinar matahari, permintaan pasar akan sediaan tabir surya semakin meningkat. Setiap orang selalu berusaha menghindar dari terkena sinar matahari langsung dan mengatasinya dengan menggunakan sunscreen jika beraktifitas di luar rumah maupun di dalam rumah.
“Produk ini diberi nama Tinted Sunscreen++, produk ini tidak hanya berfungsi sebagai tabir surya dengan nilai SPF yang tinggi (>50), tapi produk ini juga memberikan warna yang natural dan memberikan kelembaban pada kulit. Mengandung Olea europaea fruit dan Centella asiatica extract serta beberapa bahan aktif lainnya yang bermanfaat untuk menutrisi kulit wajah,” ujarnya, Kamis (19/12).
Diketahui, Olea europaea fruit oil merupakan salah satu bahan yang memiliki antioksidan yang tinggi sehingga mampu menjaga kesehatan kulit seperti mencerahkan, melembabkan kulit, dan membantu perawatan pada kulit yang berjerawat. Sedangkan Centella asiatica extract merupakan extrak tumbuhan pegagan yang banyak tumbuh di daerah Indonesia, manfaat extrak pegagan adalah dapat memberikan rasa nyaman pada wajah dan menyamarkan noda hitam pada kulit wajah.
“Maka dari peneliti tertarik untuk menghasilkan produk kosmetik sunscreen ini dan akan dikembangkan dalam skala komersial yang siap dipasarkan,” ucap Prof Julia.
Dengan inovasi ini pemanfaatan ekstrak daun pegagan dan minyak zaitun dapat meningkatkan komoditas bahan alam Indonesia secara sosial, dan menjadi peluang usaha menguntungkan serta mampu bersaing dengan sunscreen dipasaran.
Selain itu outcome dari program ini adalah berdirinya suatu wirausaha kosmetik natural, aman dan ramah lingkungan. Metode produksi pembuatan Tinted Sunscreen dimulai dari peleburan fase minyak dan pelarutan fase air, kemudian pencampuran kedua fase sehingga terbentuk krim, dan dilakukan pengemasan.
“Trend back to nature dan meningkatnya generasi milenial membuka peluang potensi pasar produk ini semakin luas. Tinted Sunscreen++ merupakan produk ke-4 dari Annrich skin care, yang mana sebelumnya telah dipasarkan Brightening Serum, Beauty Concentrate dan Coffee Facial Scrub yang merupakan produk inovasi BPRI USU banyak diminati masyarakat,” ungkapnya.
Untuk proses pembuatan produk ini, pihaknya telah melakukan serangkaian pengujian untuk memastikan kualitas dan keamanan produk Tinted Sunscreen++. Pengujian tersebut meliputi uji laboratorium untuk menilai efektivitas SPF, kestabilan formulasi, dan uji iritasi kulit. Produk ini aman digunakan karena telah memenuhi persyaratan edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Pengusul juga sedang menunggu hasil sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
“Sertifikasi ini bertujuan untuk memberikan jaminan kepada konsumen bahwa produk ini aman, berkualitas, dan sesuai dengan standar halal, sehingga dapat diterima oleh pasar yang lebih luas, termasuk konsumen muslim,” jelasnya.
Namun, diakui Prof Julia, pada proses pembuatan produk tersebut terdapat kendala yaitu produk masih dibuat dalam skala yang kecil.
“Untuk itu, melalui program ini tim berharap produk kosmetik tersebut dapat diproduksi dan dipasarkan secara luas untuk meningkatkan perekonomian nasional,” tuturnya. (h01)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.