MEDAN (Waspada): Gedung Nasional Medan jangan sampai roboh, sebab gedung bersejarah itu merupakan salah satu identitas perjuangan tokoh-tokoh Kota Medan melawan kolonial Belanda.
Demikian dikemukakan, Guru Besar Fakultas Budaya Universitas Sumatera Utara (USU), Prof Dr. Budi Agustono (foto) mengawali perbincangan dengan Waspada terkait keberadaan Gedung Nasional Medan yang terletak di Jl. Sutomo Medan.
Berbicara di Medan, Minggu (5/1), sejarawan USU tersebut dengan tegas mengatakan, keberadaan Gedung Nasional Medan itu harus dipertahankan dan dirawat.
Gedung Nasional Medan yang didirikan pada tahun 1935 ini merupakan salah satu bukti keterlibatan masyarakat Kota Medan didalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Dia mengatakan, Gedung Nasional Medan banyak menyimpan cerita sejarah bersamaan dengan Tugu Apollo dan pertempuran di Jl Bali dan Medan Area. Gedung Nasional Medan merupakan saksi sejarah bertemunya berbagai organisasi masyarakat dan beragam tokoh bangsa mendiskusikan pergerakan bangsa.
Dia mengakui, kondisi bangunan Gedung Nasional Medan saat ini sepertinya kurang terawat bahkan terkesan tidak terurus. Gedung Nasional Medan itu sepertinya dimanfaatkan sebagai tempat tinggal para pedagang Pasar Ular yang lokasinya persis di depan Gedung Nasional Medan.
Berbeda dengan Tugu Apollo yang berada tidak jauh dari Gedung Nasional Medan tampak gagah dan terawat. Padahal sama-sama bangunan bersejarah.
Menurut Prof Budi Agustono mengapa Gedung Nasional Medan ini harus dipertahankan, sebab melestarikan gedung bersejarah,memiliki beberapa manfaat diantaranya,: dapat menjadi sumber ilmu pengetahuan dan menjadi memori kolektif bangsa yang menyimpan sejarah panjang.
Prof Budi Agustono mengatakan, kelestarian bangunan bersejarah, seperti Gedung Nasional Medan itu penting bagi Kota Medan, karena pada masanya dari dalam gedung itu banyak spirit, ide dan semangat perjuangan muncul. Gedung Nasional Medan itu menjadi jejak sejarah kota di masa lalu.
“Tanpa kehadirannya, sejarah lama hanya sekadar cerita tanpa bukti bangunan tersisa. Dari sudut pariwisata, juga aset bersejarah berpotensi dikembangkan sebagai destinasi wisata bagi pelancong,” ungkapnya .Dari catatan Waspada, Kota Medan telah banyak kehilangan bangunan bersejarahnya.
Seperti gedung- gedung sejarah dan cagar budaya yang ada di kawasan Kesawan Medan. Padahal, kata Prof Budi Agustono , gedung-gedung bersejarah seperti Gedung Nasional Medan banyak menyimpan cerita keberanian tokoh-tokoh lokal dalam melawan penjajah.
Karena itu, katanya, kalau Gedung Nasional Medan hilang, maka, banyak generasi muda akan kehilangan memori tentang gedung sebagai bangunan bersejarah. Generasi Muda tidak akan pernah membayangkan adanya sebuah bangunan bersejarah yang menyimpan kisah panjang perjuangan warga Kota Medan.
Prof Budi Agustono mengatakan, Gedung Nasional tersebut, selain tempat diskusi para tokoh-tokoh perjuangan, juga berfungsi sebagai gedung olahraga. Di tempat itulah banyak menyimpan segudang cerita sejarah yang menarik dan heroik.
Sebab, dari satu peristiwa dengan peristiwa yang lain memiliki keterkaitan, mulai dari pertempuran Medan Area, Jl Bali dan Tugu Apollo serta Gedung Nasional Medan dan gedung-gedung bersejarah di sekitar Pusat Pasar. Semuanya menyimpan cerita. Karenanya Gedung Nasional Medan harus dipertahankan dan dikelola dengan baik
Garda Terdepan
Prof Budi Agustono mengatakan, perlu pemahaman yang sama semua pihak bahwa bahawa merawat dan menjaga keberadaan gedung bersejarah seperti Gedung Nasional Medan merupakan tanggung jawab bersama. Untuk itu sekali lagi ia menegaskan pentingnya kesadaran dan pemahaman bersama agar gedung bersejarah itu tetap ada.
Dia mengatakan, pemerintah harus berperan aktif, sebab perlindungan hukum terhadap peninggalan sejarah adalah sebuah tanggung jawab penting yang harus kita pegang erat.
Melalui undang-undang dan peraturan yang jelas, serta peran aktif pemerintah dan masyarakat, kita dapat menjaga identitas dan budaya bangsa. Peninggalan sejarah bukan hanya menjadi saksi bisu masa lalu, tetapi juga menjadi inspirasi dan cerminan bagi generasi sekarang dan yang akan datang.
Dia mengatakan, keturunan tokoh- tokoh lokal yang berjasa melahirkan Gedung Nasional Medan tersebut harus menjadi garda terdepan mempertahankan dan merawatnya. Semuanya harus bergandeng tangan, jangan sampai ada klaim mengklaim paling berjasa atau paling berwenang terhadap Gedung Nasional Medan itu.
Prof Budi Agustono berharap, jangan ada konflik sekecil apapun terhadap pengelolaan Gedung Nasional Medan tersebut.”Mari duduk bersama satukan pemahaman menjaga dan melestarikan Gedung Nasional Medan karena gedung ini salah satu identitas perjuangan melawan penjajah,” sebutnya.
Sebelum Gedung Nasional Medan hilang dari pandangan mata, maka semua harus bergandeng tangan menjaganya. “Mari kita sama sama duduk bersama melindungi gedung ini sebelum terlambat dan tidak bisa lagi diulangi,” harapnya.(m19)
Teks
Guru Besar Fakultas Budaya Universitas Sumatera Utara (USU), Prof Dr. Budi Agustono
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.