MEDAN (Waspada): Ricky Peranginangin (foto), pria kelahiran Pangkalanbrandan, mampu membuktikan dirinya bisa bersaing dengan pekerjaannya sebagai wedding make up artist (MUA) atau perias pengantin.
Berawal dari PHK massal di perusahaan tempatnya bekerja, Ricky tak patah semangat. Dia beberapa kali melamar pekerjaan lain, meski akhirnya berkas lamarannya tidak ada yang diterima.
“Cerita awal-awal sekali sebenarnya sangat memilukan, karena berawal dari pailitnya perusahaan tempat bekerja sebelumnya dan terjadilah PHK massal, akhirnya mencoba melamar kerjaan di perusahaan lain tapi masih kebanyakan nunggu dan nganggur,” kata Ricky kepada Waspada, Selasa (8/3).
Ricky lalu diajak temannya yang kebetulan mengelola sebuah salon. Dia diajak bergabung. Dari situ, Ricky yang memang suka dengan dunia kecantikan, akhirnya merasa nyaman dengan profesi tersebut.
“Kebetulan, aku masih senang juga di dunia beauty akhirnya gabung, ternyata nyaman dengan profesi ini. Lalu, dikembangkan, diseriusi dan berlanjut deh sampai akhirnya ambil fokus di bagian make up-nya,” sebutnya.
Ricky yang memiliki akun Instagram @rickyperanginangin, menuturkan, tidak mudah baginya pada awal memulai pekerjaannya sebagai MUA, apalagi saat itu, dia masih banyak menemui kendala soal make up. Sangat terbatas kala itu.
“Dulu itu itu gak seenak sekarang ya, dulu itu kita susah sekali mencari sumber ilmu make up. Kalau sekarang, itu kan enak ya tinggal buka Youtube, Instagram atau Tiktok dapat deh tutorial cara dan step aplikasi make up,” ujarnya.
Selain itu, Ricky juga dulunya menjadikan majalah sebagai referensinya dalam membantu pekerjaannya sebagai MUA.
Lalu, sejak 2010 Ricky sudah mulai matang dengan profesi barunya di dunia tata rias wajah. Beruntungnya lagi, di tahun 2013 cahaya terang mulai didapatnya.
Kebetulan, dia menemukan Instagram akun MUA Jakarta, yakni @anpasuha_official dan @bennusorumba.
“Dan beruntungnya lagi mereka mengadakan workshop di Medan dan berlanjut para beauty blogger dan MUA-MUA yang bagus juga pada bermunculan,” katanya.
Komentar Negatif
Di awal-awal memutuskan untuk berkarir di dunia freelance make up, Ricky banyak sekali mendapat komentar negatif mengenai profesi yang digelutinya, karena keterbatasan pemikiran orang-orang yang menganggap kerja di perusahaan dengan jam kerja kantor dan gaji bulananlah pekerjaan yang sesungguhnya.
“Menurutku setiap profesi itu sih, sama saja ya pentingnya di dalam hidup ini. Kita gak bisa terjebak dalam stereotype yang sudah mengganggu selama ini yang mengatakan misalnya, bahwa menjadi dokter atau enginering-lah pekerjaan yang paling bagus,” sebutnya.
“Tapi, kalau di dunia make up pernikahan justru aku menganggap ini profesi yang sangat menjanjikan, karena orang menikah itu akan terus ada,” ujarnya.
Ricky yang kini jadi sang maestro senior make up artist bagi para pengantin di Kota Medan dan sekitarnya, memberikan seputar tips bagi yang ingin terjun di dunia freelance make up artist.
“Yang pertama rangkul dulu diri sendiri bujuk agar jangan gampang menyerah, capek boleh nangis boleh tapi menyerah jangan. Kemudian, teruslah belajar. Tidak bisa cepat, pelan-pelan juga tidak apa-apa, jangan jadi katak dalam tempurung teruslah berkembang,” tuturnya. (m15)
Waspada/Ist
Ricky Peranginangin