MEDAN (Waspada} Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara (FEB USU) menggelar seminar dan kuliah umum di Aula Prof. Dr. Suhadji Hadibroto FEB USU, Medan, Selasa,( 26/9) .
Kegiatan yang terselenggara melalui kerja sama antara FEB USU, Bank Dunia dan Pemerintah Australia ini mengangkat tema “Prospek dan Tantangan Ekonomi Indonesia”.
Acara ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan terkait laporan Indonesia Economic Prospects (IEP) yang diterbitkan secara rutin oleh Bank Dunia setiap enam bulan sekali. Sesuai tema kali ini, laporan IEP mengungkapkan sudut pandang Bank Dunia terhadap kondisi ekonomi makro di Indonesia dan pembelajaran yang hilang akibat pandemi Covid -19.
Acara ini sekaligus menjadi masukan bagi Bank Dunia dalam melihat perspektif yang berbeda dari para akademisi di Kota Medan tentang prospek perekonomian dan pendidikan Indonesia.
Kegiatan seminar dan kuliah umum tersebut dibuka Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU, Dr. Fadli, SE, MSi., dan disambut perwakilan Kedutaan Australia, Anisa Antono yang saat ini merupakan Senior Program Manager di Kedutaan Australia.
“Perekonomian Indonesia cukup kuat dan Covid telah memberikan tantangan bagi perekonomian untuk menjadi ekonomi yang tangguh dan semakin tumbuh. Tidak hanya itu, dunia pendidikan juga tertantang untuk melakukan inovasi pembelajaran agar lebih memberikan pendidikan yang optimal, ” ucap Dekan FEB USU.
Pemateri pada acara ini merupakan para ekonom senior (senior economist) dari Bank Dunia meliputi Wael Mansour, Shinsaku Nomura dan Indira Maulani Hapsari. Wael Mansour dan Indira Maulani Hapsari menyampaikan hasil kajian Bank Dunia terkait perekonomian Indonesia dan prospeknya ke depan.
“Perekonomian Indonesia tergolong cukup tangguh dalam menghadapi Covid -19 dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya. Hal ini tidak lepas dari kebijakan makro ekonomi yang tepat serta ketersediaan cadangan finansial yang cukup,” tutur Wael
Wael dan Indira menjelaskan ke depan, terdapat risiko pelemahan pertumbuhan yang disebabkan oleh perlambatan perekonomian global, tekanan inflasi serta peningkatan biaya pendanaan internasional.
Untuk mengatasi hal tersebut, Indonesia dapat menerapkan kebijakan makro fiskal yang akomodatif untuk meningkatkan pertumbuhan dalam jangka menengah.
Tidak hanya itu, Indonesia juga dapat menerapkan reformasi struktural yang dapat meningkatkan daya saing dan produktivitas, sehingga negara ini dapat tumbuh lebih kuat.
Perwakilan Bank Indonesia Institute, Prayudi Azwar, memberikan pemaparan terkait langkah kebijakan yang diambil Bank Indonesia dalam mengoptimalkan kemakmuran di Indonesia.
Pemerintah mengambil respon terhadap perubahan kondisi yang terjadi turut memberikan sumbangan terhadap daya tahan perekonomian di Indonesia.
Akademisi FEB USU , Drs. Murbanto Sinaga, M.A., memberikan penilaian kritisnya terhadap pemaparan yang dilakukan oleh narasumber, khususnya terkait dengan dampak dan prospek ekonomi dan pendidikan di Indonesia. Akan ada isu sosial yang perlu diperhatikan dalam melihat prospek ke depannya.
Dalam seminar dan kuliah umum ini peserta dari kalangan akademisi juga mengajukan pertanyaan kepada narasumber. Seperti Mahasiswa UMN Al-Washliyah Medan, Khadijah Khairani dan mahasiswa FEB USU, Natasha Nabila (m19)