MEDAN (Waspada): Anggota DPRD Sumut dari Fraksi Demokrat H Armyn Simatupang (foto) menjelaskan, kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang mulai berlaku mulai Sabtu (3/9) di seluruh wilayah Indonesia akan semakin membebani masyarakat, khususnya menengah ke bawah.
Hal ini disampaikan Armyn kepada Waspada, Senin (5/9), sesaat akan mengikuti rapat paripurna dewan.Diinformasikan, harga BBM jenis Pertalite yang semula sebesar Rp 7.650 per liter naik menjadi Rp 10.000 per liter.
Sementara harga BBM jenis solar yang saat ini sebesar Rp 5.150 per liter, naik menjadi Rp 6.800 per liter.
Menurutnya, kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dinilai akan memicu kenaikan harga di berbagai sektor. Tidak hanya memicu kenaikan biaya transportasi saja, kenaikan BBM juga akan membuat harga bahan-bahan logistik meningkat.
“Secara langsung, biaya transportasi, logistik (juga) akan meningkat dan (tentunya) akan mendorong kenaikan biaya-biaya lainnya,” katanya.
Dia mengatakan kenaikan harga BBM juga dapat memicu inflasi bahkan akan menggerus daya beli masyarakat.
Menurutnya, opsi kenaikan harga BBM subsidi bukanlah pilihan yang tepat saat ini. Kebijakan penyesuaian harga BBM bersubsidi tersebut akan sangat memberatkan kehidupan rakyat.
Sebagai imbas penyesuaian harga BBM, maka tarif angkutan darat dapat naik bervariasi antara 5% sampai 15% bergantung jenis angkutannya.
Dia mengatakan kenaikan harga BBM juga dapat memicu inflasi bahkan akan menggerus daya beli masyarakat. Menurutnya, opsi kenaikan harga BBM subsidi bukanlah pilihan yang tepat saat ini.(cpb)