MEDAN (Waspada): Anggota DPRD Sumut Hendra Cipta (foto) mendesak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mempercepat penyelesaian pembangunan Bendungan Lau Simeme )di Kabupaten Deli Serdang.
Kehadiran bendungan berkapasitas tampung 21,07 juta m3 itu diharapkan membangkitkan sektor pertanian pasca berangsur pulihnya pandemi Covid-19.
“Bendungan ini sangat dinantikan para petani yang membutuhkan air baku untuk mempercepat hasil panen mereka,” kata Hendra kepada Waspada melalui sambungan telepon, dari Medan, Kamis (3/11).
Anggota dewan dari Fraksi PAN itu merespon penegasan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono yang menyebutkan pihaknya terus mendesak pembangunan Bendungan Lau Simeme di Kabupaten Deli Serdang, dengan anggaran Rp 1,3 triliun dan mulai dikerjakan tahun 2017 dan sempat terkendala, dapat diperpecat penyelesaiannya.
Adapun tujuannya, untuk menunjang pemenuhan kebutuhan air baku di Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang sebesar 3.000 liter/detik.
Menyikapi ini, Hendra, wakil rakyat Dapil III Deli Serdang ini menegaskan, selama ini para petani di kawasan Percut mengandalkan air tadah hujan yang mengaliri sawah mereka melalui saluran irigasi yang sebagian rusak, sehingga mengganggu produksi pertanian.
“Itu sudah berlangsung lama, padahal kawasan lahan pertanian mereka tergolong cukup luas dan ikut mendorong sektor pertanian di Sumut,” kata Hendra.
Gagal Panen
Yang memprihatinkan, sebagian saluran irigasi terutama di kawasan Percut, Deli Serdang yang tidak berfungsi maksimal dan tak kunjung diperbaiki, dan sebagian diluapi air hujan, sehingga menyebabkan banjir dan berakibat gagal panen.
Kemudian aliran air hulu Sungai Percut dan Sungai Deli saat musim hujan diduga menjadi penyebab timbulnya banjir di masing-masing kawasan, yakni Medan dan Deli Serdang, karena tak ada pengendali arus air, sehingga air menjadi tidak terkendali.
Prihatin dengan kondisi itu, Hendra mendesak PUPR dan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II untuk terus berkordinasi mempercepat upaya penyelesaian bendungan Lau Simeme, yang saat ini total progres konstruksi bendungan dikabarkan telah mencapai 62,71 persen.
Selain diharapkan memberikan manfaat sebagai infrastruktur pengendali banjir di Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang, Hendra juga menyebutkan, lahan pertanian dapat digarap lebih maksimal karenanya.
“Ini kemudian berefek pada munculnya gairah petani, dan pengguna lahan untuk membangkitkan sektor pertanian, dan kehadiran bendungan juga memiliki potensi air baku, energi, dan pariwisata yang akan menumbuhkan ekonomi lokal,” pungkas Hendra. (cpb)