MEDAN (Waspada): Aktivitas di Masjid Al Hasanah di Jalan Menteng Raya Medan Denai,bisa menjawab kegaulauan masyarakat saat ini. Masjid yang sudah berdiri sejak tahun 1990 yang awalnya kecil dan kini terlihat megah, telah tercatat sebagai Masjid Mandiri oleh MUI Kota Medan.
Tentu saja Masjid Al Hasanah pantas meraih predikat Masjid Mandiri, mengingat keberadaannya untuk ummat terus berlangsung.
Hal itu ditandai beragam kegiatan yang dikelola oleh Badan Kemakmuran Masjid(BKM). Yakni, adanya kegiatan belajar mengajar bagi kaum muslimin yang ingin pintar.
Dibinanya kaum remaja untuk aktivitas belajar membaca Alquran, belajar bela diri pencak silat.Les Bahasa Arab,Bahasa Inggris dan Matematika serta disediakannya Perpustakaan Masjid bagi masyarakat yang giat membaca buku.
Selain itu ada pemberian penghargaan bagi yang giat shalat subuh ke masjid, yakni dengan pembagian sembako.
Bagi jamaah yang ingin berwira usaha, bisa mengikuti pelatihan pembuatan sabun mandi. Ada juga lahan sayur mayur hidroponik serta kegitan bakti sosial oleh pengurus dan remaja masjid.
Bhakti sosial bukan saja di kawasan masjid, tetapi melebar hingga luar Kota Medan sekaligus berbagi untuk warga yang perlu bantuan. Adapula ambulance yang sengaja disiapkan untuk kepentingan ummat dan khitanan bagi anak-anak yang sudah waktunya dikhitankan tapi tidak punya biaya.
Ketua Badan Kemakmuran Masjid(BKM) Al Hasanah M.Dalim,Kamis(15/9)menyebutkan, hadirnya masjid ditengah masyarkat hendaknya memberi manfaat dan bisa menjawab keperluan ummat.
“Itulah upaya yang kami lakukan. Sehingga, masjid bukan hanya untuk shalat lima waktu, tetapi mampu memberi solusi jika ada yang memerlukan,”kata Dalim.
Dijelaskannya, upaya yang dilakukan pihak BKM, membantu warga dengan pemberian sembako bagi mereka yang ikut shalat berjamaah pada subuh hari. “Kita berharap, usai shalat subuh jamaah yang mendapat bantuan sembako tidak resah lagk akibat kehabisan beras. Tiba di rumah, dengan gembira dia langsung memasak.Kitapun bahagia bisa menggembirakan jamaah,”ucapnya.
Lalu, sambung dia, di masjid yang luas ini, anak dan remaja bisa mendapatkan pendidikan seperti belajar Bahasa Arab,Bahasa Inggris,Matematika dan membaca beragam buku yang ada di perpustakaan.
“Kami berharap, di era digital ini penguatan daya pikir anak dengan membaca buku secara manual jangan kendor. Untuk itu buku yang ada di perpustakaan menjadi jawaban bagi mereka guna meningkatkan wawasan sebab buku bisa membuka jendela dunia,” ungkapnya.
Anak anak generasi Islam ini harus bangkit menjadi anak anak yang cerdas. Untuk mengikuti program belajar di berbagai tempat yang ada itu sangatlah mahal, sehingga anak anak kurang mampu fakir miskin tidak bisa ikut bergabung di sana.
Masjid Al Hasanah memberikan solusi, dengan mengundang pembelajar yang terlatih, melakukan olah prestasi agar anak anak tidak mampu fakir miiskin bisa punya kemampuan ilmu setara dengan orang orang yang belajar di tempat tempat belajar yang terbilang mahal itu.
Dengan target, mereka pun lulus dalam ujian STPDN dan universitas yang bergengsi. Selanjutnya akan menjadi pemimpin bangsa berbasis cinta masjid sebagai manusia rahmatan lil’alamin.
Selain itu sambung dia, pemanfaatan lahan di area masjid masih akan dikembangkan.
Setelah adanya toko untuk berbelanja, akan disiapkan pula,dibangun mini market, dan teras sebagai tempat singgah atau menginap bagi jamaah yang dalam perjalanan, tanpa di pungut biaya apapun. “Insyaallah Klinik Kesehatan Masjid pun sudah kita rencanakan. Bagi yang ingin mengikuti perkembangan Masjid Al Hasanah yang kian populer ini dapat memfollow IG: remal_hasanah,” pungkasnya. (m22)