Scroll Untuk Membaca

Medan

Abuya Amran Waly: Umat Islam Pahami Ajaran Islam Secara Kaffah

MEDAN (Waspada): Penyampaian Syekh Abdul Karim Al-Jili mengenai dzamir huwa dalam surah Al-Ikhlas yang dikembalikan kepada Muhammad (Insan), yaitu ‘Qul Huwallahuahad’ yang artinya ‘Katakan oleh engkau (Muhammad), DiaNya Engkau itu Allah’. Atau dalam istilah lain Muhammad itu Allah.

Agar dapat dimaklumi, Syekh Abdul Karim Al-Jili seorang sufi (hakikat). Maksud penyampaian beliau bahwa hakikat Muhammad adalah Allah, bukan pada ta’yinnya (fisik, tubuh) dan nyawanya, karena pada ta’yinnya Muhammad itu mahluk Allah (Muhammad Rasulullah).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Abuya Amran Waly: Umat Islam Pahami Ajaran Islam Secara Kaffah

IKLAN

Hal yang dimaksudkan bukan hanya pada Muhammad, bahkan sekalian yang maujud, hakikatnya adalah Allah. Apa yang disampaikan Syekh Abdul Karim Al-Jili ini mengenai hakikat /kesufian, maka jika kita pahami dengan pemahaman aqidah (iman) maka ucapan yang demikian salah, bahkan bisa menjadi kafir atau murtad, maka kita perlu bertaubat.

“Kita harus memahami mengenai aqidah dan hakikat (kesufian), kalau aqidah ada kita ada Allah, kalau pemahaman kesufian (hakikat), kita tidak ada yang ada hanya Allah, maka kembali wujud kita kepada Allah, apabila kita pahami penyampaian Syekh Abdul Karim Al-Jili dengan mengembalikan kepada aqidah itu adalah suatu kesalahan besar, pertanda anda tidak paham mengenai hakikat (kesufian),” ujar Abuya Amran Waly Al-Kholidi, Rabu (25/10).

Menurut Abuya Amran Waly Al-Kholidi bahwa ajaran Ihsan tasawuf dan Kesufian itu terdiri dari tiga pengamalan yaitu Islam disebut dengan Syariat, Iman disebut dengan Thariqat dan Ihsan disebut dengan Hakikat.

“Berdasarkan pemahaman tersebut, maka Iman, Islam dan Ihsan adalah rukun agama, kalau kita tidak memahami salah satu dari ketiga hal ini, maka agama anda tidak lengkap, semisal belanga yang berisikan kuah gulai itu tumpah, karena tungkunya (tempat memasak-red) tinggal dua, agar cara beragama kita ini baik, maka kita harus pahami tungku yang ketiga tersebut,”ujar Abuya mencontohkan.

Lebih jauh diingatkan Abuya umat Islam saat dalam pengamalan agamanya bocor (tidak terjaga dengan baik), karena tidak memahami Ihsan sebagai rukun agama yang ketiga.

“Kehadiran kajian Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf Indonesia (MPTTI) agar kita dapat memelihara dan membuat Islam menjadi Kaffah (lengkap), kehadiran MPTTI di Negeri tercinta ini, agar kita mensyukuri sekaligus memahami tujuan kita beragama, yang kita sajikan lewat seminar dan Muzakarah tingkat regional Asean hingga internasional,”ujar Abuya memotivasi.

Menurut Abuya apa yang disampaikan diatas bersumber pada kitab seperti Insan Kamil karya Syekh Abdul Karim Al-Jili, Iqazhul Himam karya Ajibah Al Husni, Jauharul Haqaiq karya Syekh Syamsuddin Sumantrani dan Syarah Tuhfatul Mursalah dari Arsalan bin Ya’qub bin Abdullah Ad-Dimsyaqi.(m29)

Waspada/Ist
Abuya Amran Waly Al-Kholidi pernah diberi penghargaan sebagai tokoh inspiratif versi Harian Waspada 2016. Abuya menyebut ajaran Ihsan Tasawuf dan Kesufian itu terdiri dari tiga pengamalan yaitu Islam disebut dengan Syariat, Iman disebut dengan Thariqat dan Ihsan disebut dengan Hakikat.

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE