MEDAN (Waspada): Sebanyak 70 anak mengikuti sunat massal gratis di Klinik Beautify Indonesia, Jln Zainul Arifin Medan, Minggu (26/1) yang dilaksanakan oleh Dr. dr. Arya Tjipta, Sp.B.P.R.E, Subsp.K.M(K) bersama Power Teams yang merupakan sekelompok tenaga medis profesional.
Menurut dr Arya Tjipta, sebelum Ramadan nanti akan ada lagi sunatan massal bersama Power Teams. Kegiatan ini untuk membantu masyarakat yang membutuhkan, khususnya dalam pelaksanaan sunat dan operasi bibir sumbing.
“Kita melakukannya secara cuma-cuma. Para peserta juga kita dampingi hingga sepenuhnya sembuh dan pulih. Karena itu, selain kita beri obat-obatan, peserta sunat massal dan operasi bimbing sumbing ini juga kita berikan nomor kontak agar mereka segera menghubungi kita jika terjadi atau membutuhkan sesuatu,” tutur dr Arya yang juga pemilik Klinik Beautify Indonesia ini.
Lebih lanjut dikatakan, Power Teams merupakan relawan yang terdiri dari 22 tenaga medis profesional. Nama Power Teams menunjukkan bahwa para relawan ini siap untuk menjalankan tugasnya kapan dan dimana saja mereka dibutuhkan.
“Uniknya dari Power Teams ini, untuk setiap pengerjaan medis apapun, ini pakai filosofinya orang Jawa, yakni Gemi yang berarti hemat dan sederhana, tidak boros dalam menggunakan sumber daya. Sedangkan Nastiti artinya adalah teliti, cermat, dan penuh pertimbangan dalam mengambil keputusan. Terakhir adalah Ngati-ati yang berarti berhati-hati, waspada, dan tidak gegabah dalam bertindak,” ungkapnya.
Jadi sesuai dengan filosofi itu, selalu mengingatkan, hati-hati dan teliti dalam pengerjaan pasien. “Seperti tadi kita ada pasien yang mau kita sunat. Tapi karena teliti, kita temui bahwa pasien itu ada kelainan dan harus dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan tindakan operasi yang besar,” jelasnya.
Relawan Power Teams lainnya yakni, Ahmad Husaini Dongoran Amd Kep atau yang disapa Sony, mengatakan tim medis ini terbentuk pada 2021 namun terlibat dalam kegiatan-kegiatan bakti sosial sejak 2017.
Disebutnya sebagai relawan bakti sosial pihaknya tidak ingin mengerjakan pekerjaan yang asal-asalan. Terutama menyangkut kesehatan.
“Contohnya dahulu untuk sunat hanya soal potong dan jahit, tapi sekarang bisa dipastikan berdasarkan referensi medis. Masyarakat juga tahu mana yang sesuai standar dan mana yang tidak. Hal ini seiring berkembangnya ilmu pengetahuan bahwa sunat ada referensinya,” katanya.
Sejauh ini, untuk penanganan kasus kesehatan reproduksi, tim ini telah menangani 5.000 pasien. Usia pasien terkecil adalah bayi usia 1 bulan, sedangkan paling tua berusia 71 tahun yang kala itu mengalami pembengkakan karena infeksi pada ujung penis yang mengharuskan menjalani sunat untuk menghindari komplikasi lebih lanjut.
“Kebetulan lagi di daerah. Pasien usia 71 tahun ini nasrani. Dia tidak bisa buang air kecil karena infeksi tadi. Saya periksa dan saya rekomendasi untuk di sunat sehingga setelah itu lancar lagi buang air kecilnya,” imbuhnya. (h01)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.