Scroll Untuk Membaca

Medan

100 Anggota DPRD Sumut Dibekali Penguatan Pancasila

SEBANYAK 100 anggota DPRD Sumatera Utara befoto bersama pada acara penguatan idiologi Pancasila dari BPIP (Badan Pembinaan Idiologi Pancasila), Kamis (13/10/2022). Waspada/Ist
SEBANYAK 100 anggota DPRD Sumatera Utara befoto bersama pada acara penguatan idiologi Pancasila dari BPIP (Badan Pembinaan Idiologi Pancasila), Kamis (13/10/2022). Waspada/Ist

MEDAN (Waspada): Sebanyak 100 anggota DPRD Sumatera Utara dibekali penguatan ideologi pancasila dari BPIP (Badan Pembinaan Idiologi Pancasila), di aula gedung dewan, Kamis (13/10).

Penguatan dan pembekalan Pancasila tersebut dibuka Ketua DPRD Sumut Drs Baskami Ginting dan melibatkan beberapa pemateri.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

100 Anggota DPRD Sumut Dibekali Penguatan Pancasila

IKLAN

Seperti Muhammad Sabri selaku Direktur Pengkajian Kebijakan PIP, Aris Heru Utomo selaku Direktur Pengkajian Materi PIP, Sadono Sriharjo selaku Direktur Pelaksana Pendidikan dan Pelatihan, Toto Purbiyanto selaku Direktur Jaringan dan Pembudayaan BPIP-RI.

Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting mengatakan, pembekalan ini untuk penguatan aktualisasi nilai-nilai Pancasila yang diselenggarakan BPIP sebagai bekal anggota dewan untuk melakukan sosialisasi ke masyarakat.

“Kegiatan ini diinisiasi DPRD Sumut kerjasama dengan BPIP sebagai tindak lanjut rapat kerja DPRD Sumut tahun 2022,” ujarnya.

Berangkat dari hasil raker kemarin, katanya, DPRD Sumut, merumuskan bahwa setiap anggota dewan dapat menjadi duta Pancasila untuk membumikan nilai-nilai Pancasila di tengah masyarakat.

“Karena itu, kami berharap BPIP RI menugaskan seluruh anggota dewan ditugaskan sebagai Pancasila di Sumut,” ujarnya.

Baskami mengatakan, Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara, pascareformasi seperti menjadi barang usang tidak diperdulikan.

Padahal berisikan norma dan nilai-nilai luhur bangsa berasal dari kearifan lokal terbukti mampu menyatukan berbagai keragaman di bumi pertiwi.

“Pancasila berisikan lima nilai fundamental yang diidealisasikan sebagai konsepsi tentang dasar falsafah negara, pandangan hidup dan idiologi kenegaraan bangsa Indonesia,” ujarnya.

Dengan arus globalisasi semakin luas cakupannya, kata Baskami, dalam penetrasinya dan instan kecepatannya setiap negara bukan saja menghadapi potensi ledakan fluralitas dari dalam, tapi juga tekanan keragaman dari luar.

Salah satu pemateri Muhammad Sabri antara lain menyebutkan, pemikiran kontemporer yang sangat kuat mengandaikan  “kebahagiaan” sebagai “proyek perburuan kolektif” diwakili Pembukaan UUD 1945, khususnya di Alinea kedua: “Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu berdaulat, adil dan makmur”.

Alinea Ketiga Pembukaan UUD 1945: Atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.

Hal itu hanya bisa diraih dengan memancangkan Visi Negara-Bangsa: “Merdeka, Bersatu, berdaulat, adil dan Makmur” sebagai cita moral Pancasila. Menjadi “Merdeka” merupakan pancaran cita moral sila Ketuhanan dan Kemanusiaan. Menjadi “Bersatu” merupakan pancaran cita moral sila Persatuan. Menjadi “Berdaulat” merupakan pancaran cita moral sila Kerakyatan. Menjadi “Adil dan Makmur” merupakan pancaran cita moral sila Keadilan Sosial. (cpb)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE